Perusahaan-perusahaan India Berusaha Memikat Hati Para Pekerja Karena Virus Corona Menjadi Mimpi Buruk Bagi Para Buruh
Empat bulan kemudian, dengan langkah-langkah penguncian mereda, beberapa pekerja kembali, tetapi lebih dari 10.000 lokasi pembangunan terbengkalai karena kekurangan tenaga kerja yang parah di seluruh kota.
"Kami berusaha sebaik mungkin untuk membawa kembali pekerja migran, bahkan sampai pada taraf memberikan mereka tiket pesawat, asuransi kesehatan COVID-19 ... [dan] pemeriksaan mingguan oleh dokter," kata pengembang real estat Rajesh Prajapati kepada kantor berita AFP. "Tapi itu belum menuai tanda-tanda positif."
Raksasa properti Hiranandani Group, yang secara tidak biasa terus membayar pekerjanya selama penutupan, lebih sukses. Tetapi perusahaan itu hanya berhasil meyakinkan sekitar 30 persen dari 4.500 pekerjanya untuk tetap di lokasi.
"Kami merawat mereka, memberi makanan, keamanan, dan sanitasi mereka dan bahkan memiliki ponsel untuk anak-anak," kata pendiri miliarder kelompok itu, Niranjan Hiranandani kepada AFP.
Dengan kemerosotan besar dalam pertumbuhan yang diharapkan, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah dengan mantap mengurangi pembatasan pada banyak bisnis bahkan ketika kasus virus corona mendekati 1,4 juta. Tetapi analis mengatakan perusahaan masih menatap masa depan yang suram karena keuangan yang terpukul, proyek macet dan yang terpenting, kurangnya pekerja.
Permintaan real estat telah anjlok hingga hampir 90 persen di Mumbai, dengan penurunan penjualan dan jeda konstruksi sangat mempengaruhi akses ke kredit.