Laut China Semakin Tegang, RI Peringkatkan AS soal Perang
RIAU24.COM - Indonesia memperingatka Amerika Serikat bahwa setiap konflik terbuka yang terjadi di laut China Selatan tidak akan menguntungkan pihak manapun. Hal demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat berbicara dengan Menlu AS Mike Pompeo via telepon pada 3 Agustus lalu.
Dalam percakapan itu, Retno membahas dua hal dengan Pompeo yakni perkembangan proses perdamaian di Afghanistan dan situasi Laut China Selatan.
Terkait Laut China Selatan, Retno menekankan kembali kepada Pompeo terkait posisi Indonesia yang ingin terus menjaga agar perairan tersebut tetap stabil dan damai.
Retno menegaskan kepada seluruh pihak untuk menghormati hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Kelautan PBB (UNCLOS) 1982.
"Dan secara khusus saya tegaskan bahwa konflik terbuka dimanapun termasuk di Laut China Selatan tidak akan menguntungkan pihak manapun," ujar Retno dalam jumpa pers virtual pada Jumat 7 Agustus 2020 mengutip dari CNNIndonesia.
Pernyataan itu diutarakan Retno ketika eskalasi ketegangan antara AS dan China terus meningkat di Laut China Selatan.
Dalam beberapa waktu terakhir, China dan AS terus berlomba mengerahkan pesawat dan kapal militernya ke Laut China Selatan baik untuk patroli maupun menggelar latihan.
Pengerahan armada militer ke Laut China Selatan dilakukan China sebagai penegasan atas klaim historisnya terhadap hampir 90 persen wilayah perairan tersebut.
Klaim sepihak China tersebut tumpang tindih dengan wilayah maritim sejumlah negara Asia Tenggara hingga Taiwan dan menjadikan Laut China Selatan sebagai perairan rawan konflik terbuka.