Sebut Algoritma BuzzerRp Memecah Belah Bangsa, Tifatul Sembiring: Menyerang Tak Pandang Orang
"Penguasa gunakan buzzeReceh untuk merubah konflik vertikal menjadi konflik horisontal. Siapa saja "rakyat biasa" yg berani kritik penguasa, rame2 akan diserbu "rakyat lainnya". Menjadikan penguasa merasa tdk ada yg keliru dg dirinya. Akhirnya kegagalan demi kegagalan yg didpt," komentar salah satu netizen.
"Ujung2nya duit om...demi beli beras BuzzeRp ga akan segan2 memprovokasi, hoax, menyerang org yg nyinggung majikannya... demi perut, masa bodoh persaudaraan dan persatuan...," kicau netizen lainnya.
"Walaupun tanpa buzzerRp, tetap aja di Twitter akan ada dua kubu yg pro pemerintah dengan yg oposisi, awal perpecahan ini berawal dari pilkada DKI dan berlanjut hingga sekarang," tulis netizen.