Konflik Dengan Amerika Serikat dan Taiwan Kian Panas, Presiden China Serukan Militernya Siap Berperang
RIAU24.COM - Kabar panas datang dari Presiden China, Xi Jinping, menyerukan para tentara nya untuk fokus bersiap menghadapi perang. Hal itu menyusul kian sengitnya perseteruan dengan Amerika Serikat dan Taiwan.
Seruan ini disampaikan di tengah ketegangan yang memuncak antara China dan Amerika Serikat (AS), juga antara China dengan Taiwan.
Ketika mengunjungi pangkalan militer China di Provinsi Guangdong, Selasa (13/10/2020) waktu setempat, Xi Jinping melontarkan pernyataan itu.
"Fokuskan pikiran dan energi kalian untuk bersiap berperang, dan tetap waspada," ucap Presiden Xi Jinping, di hadapan korp marinir Tentara Pembebasan Rakyat China, yang dilansir detik yang merangkum xinhua news agency dan cnn, Kamis 15 Oktober 202.
"Marinir memiliki banyak misi berbeda dan tuntutan terhadap Anda akan bervariasi," tambahnya.
Sebenarnya, tujuan utama kunjungan Presiden Xi ke Guangdong adalah untuk menyampaikan pidato pada Rabu (14/10) waktu setempat, dalam rangka memperingati 40 tahun berdirinya Zona Ekonomi Spesial Shenzhen.
Untuk diketahui, zona spesial itu dibangun tahun 1980 lalu untuk menarik modal asing dan memainkan peran penting dalam membantu perekonomian China.
Saat ini, ketegangan antara China dan AS masih berada di titik tertinggi. Ketidaksepakatan soal isu Taiwan dan pandemi virus Corona (COVID-19) antara kedua negara, memicu munculnya perselisihan.
Dalam perkembangan terbaru, Gedung Putih telah memberitahu Kongres AS, pada Senin (12/10) waktu setempat, soal rencana meneruskan penjualan tiga sistem persenjataan canggih kepada Taiwan.
Sistem persenjataan itu dilaporkan juga menyertakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang canggih.
Sikap AS itu memicu lahirnya prores keras dari kubu China. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, China menyerukan AS untuk 'segera membatalkan rencana penjualan senjata ke Taiwan. Tak hanya itu, China juga menuntut AS memutuskan seluruh 'hubungan militer' dengan Taiwan. ***