Sebut Ada Agen Provokator di Pembakaran Halte Sarinah, Fadli Zon Bilang Begini
RIAU24.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebutkan jika ada agen provokator dibalik pembakaran Halte Sarinah TransJakarta pada demo UU Cipta Kerja. Disebutkannya, hal ini seperti operasi yang terorganisir.
Dilansir dari Suara.com, Kamis, 29 Oktober 2020, dalam video berdurasi 3 menit 20 detik yang diposting pada 12 Oktober 2020 itu, Fadli Zon berkata dalam setiap aksi demonstrasi termasuk pada kasus pembakar Halte Sarinah selalu ada penyusup yang melakukan infiltrasi.
"Dari video kompilasi ini kelihatan operasi pembakaran halte terorganisir. Harus waspada terhadap agent provocateur seperti saya unggah di youtube channel saya," ujar Fadli Zon.
Para penyusup itu lazim dalam dunia intelejen disebut agent provocateur atau agen provokator. Agen provokator ini adalah sebuah istilah yang sudah klasik ada di dalam dunia intelejen yaitu penyusupan, infiltrasi, kepada sebuah protes, demonstrasi, dan di dalamnya orang-orang yang melakukan infiltrasi penyusupan itu kemudian melakukan tindakan-tindakan ilegal yang tidak direncanakan oleh para demonstran yang ingin damai.
Selain tindakan ilegal atau perusakan, seringkali diikuti dengan opini mendiskreditkan atau upaya untuk membunuh karakter dari demonstran atau kegiatan demonstrasi itu secara keseluruhan. "Dan juga bisa diikuti juga oleh penangkapan-penangkapan (demonstran), tambahnya.
Menurutnya, infiltrasi ini adalah sebuah teori dan praktik yang sangat klasik dilakukan ratusan bahkan ribuan tahun, di dalam praktik untuk meredam atau untuk mendiskreditkan sebuah aksi protes, unjuk rasa, demonstrasi, atau sebuah social movement (gerakan sosial).
"Ini sudah dilakukan ribuan kali, di Amerika, Inggris, dan di mana-mana. Termasuk saya kira juga di Indonesia," tambahnya.
"Karena itu, di dalam melakukan protes, demonstrasi, unjuk rasa, harus waspada terhadap yang namanya agent provocateur atau agen provokator. Mereka adalah biasanya bisa saja memang disisipkan disitu untuk melakukan tindakan-tindakan provokasi yang memancing kemudian sesuatu tindakan yang merusak vandalisme atau membakar seperti terjadi beberapa waktu yang lalu," ucap mantan wakil ketua DPR itu.