Pria Ini Berhasil Bikin 100 Ribu Penjahat Tobat Serta Islamkan Ribuan Nasrani dan Yahudi
Sebelum berbuka beliau menjamu makan malam tetangganya. Sesudah salat isya’ berliau beristirahat sejenak di kamarnya sebagaimana layaknya tradisi para wali. Ia mencurahkan waktu siang harinya untuk mengabdi pada umat manusia, sementara di malam harinya untuk mengabdi pada penciptanya.
Al-Jilani mempunyai kepribadian yang tinggi. Ia sangat rendah hati (tawadhu’) kapada sesamanya. Akhlaknya mulia dan lapang dada. Kerendahan hatinya bisa ditandai dengan keakrabannya dalam pergaulannya dengan anak-anak, para fakir miskin dan tetangganya. Ketakwaannya kepada Allah SWT, senantiasa tercermin dalam kehidupannya sehari-hari. (Baca juga: Teguran Syaikh Abdul Qadir al-Jilani: Dib-Dib yang Mengerikan)
Mengenai keluhurannya pribadinya, Haradah orang sezamannya mengatakan: “Saya tidak pernah melihat seseorang yang sangat mulia, lapang dada, rendah hati, dapat dipercaya seperti Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Ia sangat memperhatikan anak-anak dan juga orang tua”.
Imam al- Isybili berkomentar, bahwa al-Jilani figur yang berwibawa, cepat menangis karena ingat Allah dalam berzikir, lembut hati, dermawan, dalam ilmunya, serta luhur budinya.
Demikian pula al-Baghdadi menyanjungnya dengan menyebutnya, bahwa ia jauh dari perbuatan keji (fakhsya’ wa munkar), dekat dengan kebenaran serta dekat kapada Allah SWT.****