Enaknya Jadi Trump, Meski Kalah Pilpres AS , Tawaran Hingga Ratusan Juta Dollar Sudah Menunggu
RIAU24.COM - Jadi Donald Trump memang enak. Meskipun kalah dalam Pilpres AS, hal itu tampaknya tak akan mengurangi pundi-pundi kekayaannya.
Saat ini, sejumlah tawaran pembuatan buku dan acara televisi, sudah menantinya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya bahkan bernilai ratusan juta dolar. Wow....
Hal diungkapkan sebuah sumber yang dekat dengan presiden.
“Trump dibombardir dengan penawaran buku dan TV yang bisa bernilai 100 juta dolar AS,” ungkapnya, menurut laporan The New York Post, seperti dikutip dari 9News, Kamis (12/11/2020) waktu setempat.
Laporan itu muncul di tengah pertarungan hukum Trump yang mempermasalahkan hasil pemilu 2020, yang menurutnya penuh dengan kecurangan.
“Penawaran buku dan TV adalah rencana-B jika dia tidak memenangkan perang suara,” tambah sumber itu, dilansir rmol.
“Terjemahkan 70 juta suara menjadi pemirsa dan catat penjualan buku. Semua buku anti-Trump telah menghasilkan banyak uang, jadi ini dari Donald adalah hit yang pasti,” ujarnya lagi.
Namun, sumber penerbitan lain membantah angka yang bisa didapat Trump dari penjualan buku.
Beberapa penerbit mengatakan kepada AP bahwa mereka tidak percaya Trump akan memiliki daya tarik global yang sama dengan mantan Presiden Barack Obama, yang ‘A Promised Land’-nya akan dirilis minggu depan.
Untuk diketahui, Obama dan istrinya, Michelle Obama dilaporkan menyetujui kesepakatan senilai juta dolar AS yang dengan Crown pada 2017.
Tetapi Trump memiliki pengikut yang kuat - dia menerima lebih dari 70 juta suara bahkan ketika dia menjadi presiden pertama dalam hampir 30 tahun yang dikalahkan setelah satu masa jabatan.
Namun, penerbit mana pun yang menandatangani kontrak dengan Trump atau pejabat tinggi administrasi mungkin menghadapi kemarahan tidak hanya dari kritik Trump di kalangan masyarakat umum, tetapi dari dalam industri itu sendiri.
Kondisi itu pernah terjadi ketika Simon & Schuster mendaftarkan jurnalis-komentator sayap kanan Milo Yiannopoulos pada tahun 2017, lebih dari 100 penulis mengajukan keberatan secara terbuka. ***