RIAU24.COM - Dengan pandemi Covid-19 muncullah hal normal baru, seperti menghadiri kelas online alih-alih pergi ke sekolah secara fisik.

Namun, seorang siswi berusia 10 tahun bernama Indrianti Amran di Gowa, Indonesia diyakini mengalami kebutaan  akibat radiasi ponselnya saat mengikuti sistem pembelajaran online.

Dimulai pada 14 November saat Indrianti sedang bermain di luar bersama teman-temannya, tiba-tiba ia merasa pusing. Dia diberitahu oleh teman-temannya untuk pulang dan beristirahat, yang dia patuhi.

Ketika dia bangun keesokan harinya, dia mulai kehilangan penglihatan pada mata kirinya.

“Awalnya hanya mata kiri tapi menyebar ke mata kanan. Kata dokter, mata kirinya parah sekali, '' kata nenek Indrianti.

Orangtuanya percaya bahwa kebutaan itu disebabkan oleh radiasi ponsel karena dia selalu mengikuti kelas online.

Meski sejauh ini belum ada bukti konklusif, berdasarkan CNet, cahaya biru dari smartphone dan laptop ternyata bisa mempercepat kebutaan. Terkena perangkat yang memancarkan cahaya biru dapat merusak penglihatan dan menghasilkan molekul beracun di sel mata peka cahaya, yang dapat mempercepat degenerasi makula dan penyakit mata lainnya.

Penggunaan ponsel dan laptop secara terus menerus akan menyebabkan mata Anda tegang dan jika dibiarkan tanpa pengawasan, penglihatan Anda akan memburuk.

Cara menghindari masalah mata:

• Beristirahatlah setiap 20 menit sekali, agar mata Anda bisa beristirahat
• Pastikan handphone Anda ditempatkan dengan benar (di mana tidak ada cahaya yang menyebabkan silau pada layar Anda)
Baca juga: Mungkinkah Kelahiran RI Turun Imbas Childfree?
• Pastikan layar ditempatkan 7-10 inci di bawah garis pandang horizontal Anda
• Ingatlah untuk lebih banyak berkedip untuk melembabkan mata Anda
• Gunakan 'pelindung silau' untuk layar Anda
   

Belum ada laporan resmi tentang apa yang menyebabkan matanya menjadi buta, oleh karena itu yang terbaik adalah mengambil pernyataan itu dengan sedikit garam. Namun, pastikan Anda memperhatikan penglihatan Anda.