Pihak Berwenang Sebut Pesawat Sriwijaya Air Kemungkinan Pecah Saat Menabrak Laut
Salah satu turbin jet ditemukan dan dikirim kembali ke sebuah pelabuhan di Jakarta pada hari Minggu.
Insiden tersebut merupakan kecelakaan udara besar pertama di Indonesia sejak 189 penumpang dan awak tewas pada 2018 ketika Lion Air Boeing 737 MAX pada 2018 juga jatuh ke Laut Jawa segera setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pesawat Sriwijaya Air memiliki 12 awak dan 50 penumpang, semuanya warga negara Indonesia dan termasuk 10 anak-anak.
Layanan pelacakan Flightradar24 mengatakan pesawat lepas landas pada pukul 14.36 waktu setempat dan naik hingga mencapai 10.900 kaki dalam waktu empat menit.
Kemudian mulai menurun tajam dan berhenti mengirimkan data 21 detik kemudian. Tidak ada petunjuk langsung tentang apa yang menyebabkan penurunan mendadak itu.
Sebagian besar kecelakaan udara disebabkan oleh berbagai faktor yang perlu waktu berbulan-bulan untuk ditetapkan, kata para pakar keselamatan. Pilot memiliki pengalaman puluhan tahun antara mereka dengan kapten penerbangan mantan pilot angkatan udara dan co-pilotnya di Sriwijaya Air sejak 2013, menurut profil Linkedin-nya.
Pesawat lepas landas ditunda karena hujan lebat. Pesawat Sriwijaya Air adalah Boeing 737-500 yang berusia hampir 27 tahun, jauh lebih tua dari model Boeing 737 MAX yang bermasalah. Model 737 yang lebih lama banyak diterbangkan dan tidak memiliki sistem pencegahan kios yang terlibat dalam krisis keamanan MAX.