Bayi Berusia 2 Bulan Terluka Parah Setelah Diserang Monyet yang Masuk ke Dalam Rumahnya, Begini Kondisinya...
RIAU24.COM - Seorang bayi laki-laki berusia 50 hari terluka parah setelah digigit berulang kali dan diseret oleh monyet di sebuah rumah di Kampung Manggis, Sungai Puyu, Butterworth pada 9 Januari. Peristiwa itu terjadi pada pukul 14.00 ketika ibu bayi membaringkan anaknya di atas kasur di area ruang tamu sebelum menuju ke dapur sejenak untuk membuat susu untuk bayinya.
Beberapa saat kemudian dia mendengar putranya menangis dengan keras.
Jantungnya berhenti ketika dia menemukan bayinya di lantai semen berlumuran darah dan seekor monyet berdiri di dekat pintu depan. Menurut Harian Metro, Kapolres Seberang Perai Utara, Asisten Komisaris Noorzainy Mohd Noor mengatakan, suami perempuan berusia 27 tahun itu melapor ke polisi kemarin, 10 Januari.
Dalam laporannya, suami wanita tersebut mengatakan bahwa dia baru saja pulang dari toko dan terkejut melihat putranya berlumuran darah dengan bekas gigitan di pipi kanannya, bagian belakang kepala dan perutnya.
"Perutnya digigit sampai ususnya keluar, ”ujarnya.
“Saya lalu bergegas membawa bayiku ke Rumah Sakit Seberang Jaya (HSJ) untuk menjalani perawatan sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Penang (HPP),” imbuhnya.
Bayi laki-laki tersebut menjalani operasi kecil untuk memperbaiki perut yang robek kemarin dan sekarang perlu menerima perawatan lebih lanjut di bangsal anak-anak selama dua minggu sebelum diizinkan untuk pergi.
Noorzainy mengatakan, mereka mendapat informasi bahwa bayi itu sendirian di ruang tamu dan hanya mengenakan pakaian dan popok sekali pakai. Ibunya ada di dapur dan ayahnya pergi ke toko bersama anak satunya. “Pintu rumah dikunci dan jendelanya tidak dibuka, tapi diyakini monyet masuk dengan menggoyangkan pintu hingga gembok jenis gembok terbuka,” ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, ditemukan juga bahwa ini adalah serangan monyet liar pertama yang dilakukan pada manusia yang mengakibatkan luka-luka. Pada kasus sebelumnya, makhluk ini hanya mengganggu dan mengacak-acak dapur warga desa lain.
Ia mengatakan, laporan kejadian itu dirujuk ke Dinas Satwa dan Taman Nasional (Perhilitan) untuk ditindaklanjuti. Dewan Kota Seberang Perai (MBSP) telah menangkap hewan tersebut.