Terancam Kelaparan, Warga Gaza Ini Membuka Peternakan Burung Puyuh Karena Habitat Ikan Menurun Drastis
Peternakan Abu Odeh memelihara sekitar 16.000 ribu burung sebulan, yang dijual di pasar lokal. Dia dan ayahnya yang berusia 66 tahun, Nasser, merawat burung-burung tersebut baik secara langsung di peternakan atau dari jarak jauh melalui ponsel mereka yang terhubung ke kamera pengintai.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel selama 14 tahun, sangat membatasi aktivitas ekonomi, terutama penangkapan ikan yang dulunya merupakan sumber pendapatan utama bagi warga Palestina di Gaza. Sekarang, jala ikan digantung di antara tiang kayu di sepanjang pantai, memungkinkan “pemburu burung puyuh” untuk menangkap burung yang bermigrasi saat mereka tiba dari Eropa.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor pada Januari 2021, tingkat pengangguran di Jalur Gaza melonjak menjadi 56 persen setelah 14 tahun blokade Israel di Gaza, dibandingkan dengan 40 persen pada 2005.
Ayah Abu Odeh, Nasser, adalah salah satu orang yang harus berhenti menangkap ikan akibat pengepungan Israel.
“Proyek pengembangbiakan burung puyuh telah memberi saya sumber pendapatan… pembatasan laut Israel dan larangan impor kapal baru dan bahan penangkapan ikan telah menghancurkan industri perikanan,” katanya.
Meski tidak lagi menangkap ikan, keluarga tersebut masih menghadapi tantangan besar karena blokade.