Terancam Kelaparan, Warga Gaza Ini Membuka Peternakan Burung Puyuh Karena Habitat Ikan Menurun Drastis
“Tantangan terbesar adalah pemadaman listrik lebih dari 16 jam per hari, jadi saya memasang sistem tenaga surya untuk menekan biaya operasional penggunaan bahan bakar untuk penerangan. Apalagi, harga pakan terus naik, ”kata Abu Odeh.
Salim Nassar, seorang pedagang ternak, mengatakan rendahnya harga burung puyuh membuatnya lebih diminati konsumen dibandingkan ayam lokal.
“Burung puyuh mudah dipelihara dan tidak membutuhkan banyak ruang dan reproduksinya cepat serta penyakitnya berkurang,” kata Abdul Fattah Abd Rabbo, profesor ilmu lingkungan di departemen biologi Universitas Islam Gaza.
Dia menambahkan: "Harganya rendah dan memuaskan sebagian besar penduduk Jalur Gaza karena mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit."
Abd Rabbo mengatakan kepada Al Jazeera bahwa burung kecil berkembang biak di Eropa pada musim panas kemudian bermigrasi pada musim gugur ke Afrika dan Asia. Mereka terbukti menjadi sumber makanan penting di daerah kantong di mana lebih dari 68 persen rumah tangga, atau sekitar 1,3 juta orang, mengalami kerawanan pangan parah atau sedang, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA.
Pada 2017, PCBS melaporkan bahwa angka kemiskinan di Gaza telah mencapai hampir 60 persen dengan angka kemiskinan parah di atas 42 persen.