PTPN V Lepas 1,1 Juta Bibit Sawit Unggul Via Aplikasi Sawit Rakyat Online
Mengutip penelitian Gamal Institute, disebutkan bahwa pohon kelapa sawit yang bersumber dari kecambah palsu atau tidak murni, membutuhkan lebih dari 48 bulan bahkan 60 bulan lebih untuk bisa berbuah. Produktivitasnya juga rendah, yakni di bawah 20 Ton TBS/Ha/tahun dan cenderung terus menurun.
Sedangkan, bibit unggul kebanyakan berproduksi puncak di atas 20 Ton TBS/Ha/tahun dengan masa produksi yang stabil selama kurang lebih 10 tahun dengan berat tandan kelapa sawit unggul 8 sampai dengan 20 tahun antara 15 - 22,5 Kg dan jumlah tandan 10 - 15 tandan/pohon/tahun.
"Dengan pemeliharaan yang tepat, bibit unggul kita yang dibeli masyarakat seharusnya bisa mulai berbuah dengan waktu yang lebih awal dan memiliki produktivitas layaknya hasil kebun inti maupun plasma Perusahaan. Saat ini, produktivitas kebun plasma kita sudah jauh di atas standar nasional," ucapnya.
Ia menuturkan bahwa standar nasional untuk kelapa sawit tanaman menghasilkan tahun ke 3 (TM3) adalah 19 Ton TBS per hektare pertahun, maka petani sawit plasma PTPN V telah berhasil memperoleh 23 Ton TBS per hektare pertahun. Untuk Kelapa Sawit TM 4 yang standar nasionalnya ada di 23 Ton TBS per hektare pertahun, sawit plasma Perusahaan berhasil mencapai 27 Ton TBS per hektare pertahun.
Lebih jauh, Jatmiko yang juga ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Riau itu mengatakan respon masyarakat akan keberadaan bibit sawit unggul PTPN V cukup besar. Bahkan, sejak mulai dilepas ke publik pada Januari lalu, di salah satu sentra bibit sawit di Air Molek, nyaris seluruh bibit telah dipesan oleh para petani.
"Alhamdulillah responnya bagus. Bibit kita langsung dikejar pembeli. Memang salah tanam bibit resikonya bisa menanggung rugi setidaknya sampai 25 tahun. Semoga bibit unggul PTPN V dapat ambil bagian dalam program percepatan sawit rakyat yang digalakkan pemerintah," tutupnya.