Sejarah 18 Februari: Terjadinya Peristiwa Berdarah Etnis Sampit dan Madura
Serangan itu pun menuai balas dendam dari orang-orang Madura dengan mendatangi rumah seorang Dayak bernama Timil yang diduga menyembunyikan salah satu pelaku penyerangan.
Saat itu Timil berhasil diamankan polisi, tetapi warga Madura yang marah juga menyerang rumah kerabat Timil dan menewaskan penghuninya.
Peristiwa inilah yang kemudian menyulut konflik yang lebih masif antara etnis Dayak dan Madura di Sampit.
Dua hari sejak penyerangan rumah Matayo, orang Madura berhasil bertahan, bahkan berani melakukan sweeping terhadap pemukiman-pemukiman warga Dayak.
Lalu situasi berbalik pada 20 Februari, ketika sejumlah besar orang Dayak dari luar kota berdatangaan ke Sampit.
Alhasil, selama akhir Februari 2001, 500 orang Madura tewas. Lebih dari 100 ribu orang Madura yang selamat terpaksa mengungsi keluar Sampit untuk menghindari persekusi.