Dua Orang Tewas Ditembak Mati Karena Lakukan Protes Menentang Pembatasan COVID-19 di Gabon
RIAU24.COM - Dua pria telah ditembak mati di Libreville selama pelanggaran jam malam dan protes terhadap pembatasan virus corona, kata polisi di Gabon pada hari Jumat. Keduanya ditembak pada Kamis malam ketika negara itu dilanda demonstrasi kekerasan di lingkungan miskin menentang peningkatan jam malam dan larangan meninggalkan atau memasuki ibu kota.
Dilansir dari Aljazeera, selama tiga hari, penduduk kota di seluruh negeri menggedor panci dan kaleng gas. Pada hari Kamis, bentrokan terjadi dengan polisi.
Kepala polisi nasional Serge Herve Ngoma mengatakan dalam sebuah pernyataan yang direkam bahwa pengunjuk rasa telah memasang barikade dan melawan polisi dengan bom molotov, batu dan batang besi. "Dalam keadaan yang belum ditetapkan, dua pelanggar jam malam di Libreville terkena tembakan dan meninggal karena luka-luka mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa penyelidikan telah diluncurkan.
Jaksa Andre Patrick Roponat mengatakan "orang-orang yang memakai topeng ski di dalam mobil telah melepaskan tembakan".
Gabon telah memberlakukan jam malam dan memblokir pergerakan masuk dan keluar Libreville untuk mengekang lonjakan kasus virus korona. Bar dan klub telah ditutup selama setahun terakhir, dan sebagian besar ekonomi informal yang menjadi andalan banyak orang menderita akibat tindakan anti-COVID.
Gabon, dengan populasi di bawah dua juta, telah melaporkan sekitar 13.000 kasus virus, termasuk 75 kematian. Sepertiga dari kasus tersebut dilaporkan dalam dua bulan terakhir ketika gelombang kedua melanda negara itu, menurut menteri kesehatan, Guy Patrick Obiang Ndong.