Memanas, Iran Tuduh Israel di Balik Ledakan Kapal Kargonya
RIAU24.COM - TEHERAN - Juru bicara perusahaan pelayaran Iran mengatakan bahwa sebuah kapalkargo negara itu rusak akibat alat peledak saat melakukan perjalanan ke Eropa melalui Mediterania. Iran menyebut peristiwa itu sebagai serangan teroris .
"Tidak ada korban jiwa, tetapi kebakaran kecil disebabkan oleh ledakan di lambung kapal dan harus dipadamkan oleh awak kapal," ujar Ali Ghiasian, juru bicara kelompok pengapalan Iran.
"Tindakan teroris semacam itu merupakan pembajakan angkatan laut, dan bertentangan dengan hukum internasional tentang keamanan pelayaran komersial, dan tindakan hukum akan diambil untuk mengidentifikasi pelaku melalui lembaga internasional yang relevan," katanya kepada media Iran Nornews, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (13/3/2021).
Seorang penyelidik Iran mengatakan Israel kemungkinan besar berada di balik serangan di Mediterania minggu ini yang merusak kapal kontainer Iran.
"Mempertimbangkan lokasi geografis dan cara kapal itu ditargetkan, salah satu kemungkinan kuat adalah bahwa operasi teroris ini dilakukan oleh rezim Zionis (Israel)," seorang anggota tim penyelidik Iran yang tidak disebutkan namanya yang menyelidiki insiden itu dikutip Nournews yang disitir Sindonews dari Al Arabiya, Minggu (14/3/2021).
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan pada hari Sabtu laporan mengkonfirmasi serangan sabotase yang disebutnya melanggar hukum internasional.
"Langkah-langkah untuk mengidentifikasi pelaku sabotase ini ada dalam agenda kami," kata Saeed Khatibzade, dikutip media pemerintah.
Pejabat Israel tidak berkomentar ketika ditanya apakah Israel terlibat dalam insiden pada hari Rabu.
Insiden itu terjadi dua minggu setelah kapal milik Israel, MV HELIOS RAY terkena ledakan di Teluk Oman.
Penyebabnya tidak segera jelas, meskipun seorang pejabat pertahanan Amerika Seerikat (AS) mengatakan ledakan itu meninggalkan lubang di kedua sisi lambung kapal. Israel menuduh Iran berada di balik ledakan itu, tuduhan yang dibantah oleh Republik Islam itu.***