Warganet Salahkan Jokowi Perihal Utang Luar Negeri RI Yang Membengkak Jadi Rp 6.016 Triliun
RIAU24.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar ngerei (ULN) Indonesia mencapai US$420,7 miliar atau setara Rp6.016,01 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS) pada akhir Januari 2021. Jumlah utang meningkat 2,6 persen secara tahunan namun lajunya melambat dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 3,4 persen.
Dilansir dalam CNNIndonesia, Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan utang berasal dari utang pemerintah dan bank sentral yang mencapai US$213,6 miliar dan utang swasta termasuk BUMN US$207,1 miliar.
Erwin mengatakan utang pemerintah tercatat US$210,8 miliar atau tumbuh 2,8 persen secara tahunan dan melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang lajunya 3,3 persen. Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo.
Erwin memaparkan utang pemerintah digunakan untuk belanja di sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 17,6 persen dari total ULN. Lalu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sekitar 17,1 persen; sektor jasa pendidikan 16,2 persen, sektor konstruksi 15,2 persen, dan sector jasa keuangan dan asuransi 13 persen.
Alhasil, banyak warganet memberikan komentar pada unggahan Twitter @CNNindonesia yang menyalahkan kinerja dari Presiden Jokowi.
“Prestasi luar biasa pemerintah dibawah kepemimpinan jokowi ayo tambah lagi sampai 11 ribu Triliyun, toh bayar gampang aja sudah ada di saku jokowi,” ungkap @AHaa47372628
“Kira kira kalo jadi 3periode nambah atau lunas ya…???,” ungkap @amin_mulyo
“Pencapaian terbesar pimpinan kita hahah,” ungkap @dirdut2
Tidak hanya di pemerintahan, sementara utang swasta tubuh 2,3 persen secara tahunan atau melambat dari bulan sebelumnya 3,8 persen. Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan yang lebih dalam.
BI menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal itu tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2021 yang tetap terjaga di kisaran 3,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,4.