Kesedihan dan Kemarahan Warga Setelah Ledakan Mematikan Menargetkan Sekolah-Sekolah di Afghanistan
Mirwais mengatakan dengan ketidakpastian saat ini seputar pembicaraan damai dan penarikan pasukan asing pada bulan September, para pemimpin pemerintah "sibuk dengan urusan mereka sendiri, mereka tidak peduli dengan rakyat Afghanistan, hanya mempertahankan status mereka."
Ia pun melontarkan kritik umum terhadap elite politik saat ini, yakni banyak keluarga mereka yang berada di luar negeri. “Apa yang mereka pedulikan, anak-anak mereka tidak ada di sini dan ketika keadaan menjadi buruk mereka bisa terbang dengan paspor kedua mereka sendiri.”
Banyak warga, termasuk mereka yang melantunkan nyanyian keras terhadap pemerintah dan aparat keamanan, tidak mau memberikan nama mereka ke media, bukti perasaan mereka bahwa komunitas mereka terus-menerus di bawah ancaman terutama dari pasukan yang mengklaim setia kepada ISIL, yang telah juga menargetkan peringatan Ashoura dan institusi akademik yang sering dikunjungi oleh anggota etnis Hazara Kabul.
Pengeboman hari Sabtu terjadi hanya beberapa hari dari peringatan satu tahun serangan di bangsal bersalin terdekat yang menewaskan sedikitnya 24 orang, termasuk ibu baru, tewas. Banyak pemuda yang berkumpul merasa bahwa jika pemerintah tidak dapat melindungi mereka: "Kami akan melindungi diri kami sendiri."