Kata Pengamat, Duet Maut Pasangan Ini Bakal Berpeluang Besar Kalahkan Prabowo Subianto
RIAU24.COM - Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga saat ini masih menjadi salah satu tokoh yang berpotensial menjadi calon presiden atau Capres 2024 mendatang.
Bahkan, selama dia masih bisa menjaga kinerjanya hingga 2022 nanti, tidak menutup kemungkinan elektabilitasnya semakin meroket bila prestasinya makin berderet.
"Salah satu yang berpeluang mendampingi Anies tentulah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang belakangan ini elektabilitasnya juga terus meningkat," ujar pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga seperti dilansir dari Rmol.id, Rabu, 7 Juli 2021.
AHY menjadi pilihan karena tampaknya lebih bisa diterima pendukung fanatik Anies. Kehadiran AHY selain tidak mengganggu soliditas pendukung Anies, gerbong pendukung AHY juga dapat menyatu dengan mereka.
"Jadi, kalau Anies dan AHY berpasangan, maka duet ini akan sangat kompetitif. Dua sosok muda ini berpeluang besar mengalahkan Prabowo Subianto yang elektabilitasnya cenderung statis," kata dia.
Selain itu, sebagian besar masyarakat sudah jenuh dengan tokoh tua, yang itu lagi, itu lagi. "Anak negeri tampaknya sudah menginginkan sosok muda untuk memimpin negeri tercinta," terangnya.
Jamiluddin sebelumnya memperkirakan, elektabilitas Anies tidak akan anjlok setelah tidak menjabat gubernur pada 2022, seperti beberapa pandangan orang.
Anies termasuk sosok yang kreatif menciptakan isu sehingga untuk mendapatkan publikasi dari media bukanlah sesuatu yang sulit baginya.
Anies juga sosok yang lihai mendompleng isu-isu yang sedang aktual di media. Dia akan masuk ke berbagai isu sehingga media suka tidak suka akan menjadikannya sebagai salah satu narasumber dalam pemberitaannya. Hal ini akan membuat Anies terus menerus mendapat publikasi dari media.
Selain itu, Anies juga sudah memiliki banyak relawan. Salah satunya, Mileanies 2024. Relawan ini sudah menyiapkan banyak titik untuk menjadi panggung bagi Anies setelah tidak menjabat gubernur.
"Jadi, setelah Anies tidak menjadi gubernur, dia justru akn semakin leluasa untuk bersafari ke penjuru tanah air. Anies dapat memanfaatkan waktu dua tahun untuk mensosialiaasikan dirinya lebih intens ke masyarakat," tutur Jamiluddin.
Kalau semua itu dapat dilakukan Anies dengan baik, maka elektabilitasnya akan tetap moncer hingga pencalonan presiden dan wakil presiden.
"Berbekal elektabilitas yang moncer inilah yang akan menyulitkan partai politik menolak mengusung Anies," tandasnya.