Atang Sutresna, Prajurit Kopassus yang Gugur Usai Kibarkan Dwi Warna
RIAU24.COM - Desing peluru tak dihiraukan. Alhasil, kaki Mayor Atang Sutresna dihuni timah panas. Sementara nasib Koptu Sugeng sedikit lebih beruntung. Peluru hanya mengenai kantong minumannya.
Tak ingin berlama-lama berlindung dari hujanan tembakan musuh, Mayor Atang bergerak mendekati persembunyian.
Tindakan tersebut dilakukan untuk menghentikan hujanan peluru pasukan Fretilin.
Meski sempat dilarang oleh Koptu Sugeng namun Mayor Atang tetap pada pendiriannya dan berusaha keluar dari tempat perlindungan.
Sayang, baru 25 meter bergerak, peluru menembus perut Mayor Atang.
Tak hanya itu, satu peluru mengenai kepalanya. Mayor Atang pun menghembuskan nafas terakhirnya usai mengibarkan Dwi Warna.
Mayor Atang yang memiliki nama lengkap Atang Sutresna diterjunkan dalam Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Dili, Timor Leste. Dia ditugaskan merebut Dili dari tangan Fretilin dikutip dari sindonews.com.
Dia diterjunkan bersama 35 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad. Bersama 19 prajurit Kopassus, Mayor Atang ditugaskan merebut sejumlah lokasi strategis.
Di antaranya, kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.
Mayor Atang juga mendapat tugas tambahan yakni membantu mengamankan prajurit marinir yang akan mendarat melalui jalur laut. Serta mengibarkan bendera Merah Putih untuk memberi tanda lokasi yang sudah direbut dari tangan musuh.
Semua bermula ketika dirinya diterjunkan dari pesawat C-130 Hercules pada 7 Desember 1979. Naas, belum sempat mendarat, pasukan Fretilin menghujani pasukan Mayor Atang dengan lusinan peluru.
Setelah mencapai darat, Mayor Atang bersama dua anggotanya, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar bergerak. Di bawah hujan peluru, Mayor Atang meminta kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Namun upaya tersebut sulit dilakukan lantaran tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur.
Agar perintahnya berhasil, dia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.
Keduanya langsung menurunkan bendera Fretilin dan menggantinya dengan bendera Merah Putih.