Bantah Fitnah Internasional, Taliban Janji Beri Hak Wanita Bekerja dan Tak Ingin Ada Pertumpahan Darah
RIAU24.COM - Taliban telah menguasai sepenuhnya Kabul, Ibu Kota Afganistan. Sejak itu mulai tersebar berita Taliban akan menerapkan tindakan-tindakan yang dianggap mengekang Hak Asasi Manusia khususnya bagi wanita.
Hal itu tak terlepas seperti yang pernah dilakukan Taliban di tahun 2001 yang melarang akses pendidikan dan pekerjaan untuk wanita. Tetapi dilansir dari Okezone, Juru bicara (Jubir) Taliban Zabihullah Mujahid.
"Mereka akan bekerja bahu-membahu dengan kami. Kami ingin meyakinkan masyarakat internasional bahwa tidak akan ada diskriminasi,” sebut Jubir Taliban Zabihullah Mujahid memulai konferensi pers pertama mereka pada Selasa (17 Agustus 2021) sore.
Ini tidak mungkin meyakinkan perempuan tentang peran mereka di negara itu, sebab pemerintah Taliban sebelumnya juga menganggap diri mereka dibenarkan dalam diskriminasi mereka terhadap perempuan di bawah hukum syariah. Tetapi, Taliban itu mengatakan perempuan akan diizinkan untuk bekerja dalam kerangka syariah.
Dalam pertanyaan lebih lanjut tentang peran perempuan dalam jurnalisme, Mujahid mengatakan orang akan, "perlu menunggu sampai pemerintah terbentuk," sebelum orang tahu semua peran yang akan dimiliki perempuan di negara bagian yang baru.
Sementara itu Taliban mengatakan pihaknya membutuhkan waktu untuk membentuk pemerintahan baru. Mereka juga ingin hubungan baik dengan semua tetangga yang didasarkan pada hukum internasional dan Islam.
Taliban menegaskan tidak ingin ada pertumpahan darah apalagi perang. Namun lebih menginginkan perdamaian dan stabilitas untuk Afganistan bersama.