Mantan Presiden Ashraf Ghani Minta Maaf dan Bantah Bawa Uang dengan Helikopter: Tuduhan Ini Pasti Salah
RIAU24.COM - Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meminta maaf atas kegagalannya mempertahankan sistem pemerintahan konstitusional Afghanistan dalam sebuah pernyataan.
“Dengan penyesalan yang mendalam bahwa bab saya sendiri berakhir dengan tragedi yang sama dengan para pendahulu saya tanpa memastikan stabilitas dan kemakmuran. Saya meminta maaf kepada rakyat Afghanistan bahwa saya tidak dapat mengakhirinya secara berbeda,” katanya.
zxc1
Ghani juga membantah laporan yang mengatakan dia membawa uang jutaan dolar dengan helikopter saat meninggalkan Afghanistan.
“Saya sekarang harus mengatasi tuduhan tak berdasar bahwa ketika saya meninggalkan Kabul, saya membawa jutaan dolar milik rakyat Afghanistan. Tuduhan ini sepenuhnya dan pasti salah.”
zxc2
Klaim Ghani melarikan uang jutaan dolar pertama kali dikeluarkan Rusia.
“Adapun keruntuhan rezim, itu paling fasih ditandai dengan cara Ghani melarikan diri dari Afghanistan,” kata juru bicara Kedutaan Besar Rusia, Nikita Ischenko.
“Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan bagian lain dari uang itu ke helikopter, tetapi tidak semuanya masuk. Dan sebagian dari uang itu dibiarkan tergeletak di aspal.”
“Saya dan istri saya sangat teliti dalam keuangan pribadi kami. Saya telah mengumumkan secara terbuka semua aset saya,” tambah Ghani.
“Warisan keluarga istri saya juga telah diungkapkan dan tetap terdaftar di negara asalnya, Lebanon. Saya menyambut baik audit resmi atau penyelidikan keuangan di bawah naungan PBB atau badan independen lain yang sesuai untuk membuktikan kebenaran pernyataan saya di sini.”
Ghani bersikeras bahwa dia melarikan diri hanya atas desakan keamanan istana untuk menghindari pertarungan berdarah menguasai Kabul.
“Saya percaya itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya. Saya memberikan penghargaan dan rasa hormat saya yang mendalam atas pengorbanan semua warga Afghanistan, terutama tentara Afghanistan kami dan keluarga mereka, selama empat puluh tahun terakhir.