Wanita Ini Ceritakan Kisahnya Saat Melawan Taliban di Lembah Panjshir, Pakai Senjata Batu hingga Suaminya Tertembak Peluru
RIAU24.COM - Saat Taliban merebut kekuasaan bulan lalu, satu provinsi menolak untuk menyerah: Lembah Panjshir, pusat ratusan pejuang lokal dan mantan tentara Pasukan Khusus Afghanistan bersatu di bawah Front Perlawanan Nasional (NRF).
“Seluruh keluarga saya ada di sana berkelahi, suami saya, saudara laki-laki, sepupu, ayah mertua, ibu mertua dan saya sendiri,” kata Lailuma, (24).
“Saya melawan mereka dengan batu,” ujarnya lagi sambil menambahkan bahwa wanita muda lainnya juga ikut turun tangan melawan Taliban dengan batu.
Lailuma berasal dari distrik Anaba di Panjshir dan menjalani kehidupan yang tenang sebagai penjahit sebelum konflik pecah bulan lalu.
“Mereka (Taliban) mengarahkan senjata mereka ke arah kami dan memberitahu kami untuk tidak pergi,” kenang Lailuma, menekankan bahwa mereka harus menyelinap berjalan kaki selama dua jam antara deretan gubuk lumpur untuk sampai ke rumah.