KN-PRBBK XIV Ditutup, Refleksi dan Penguatan Strategi PRBBK dan Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia
RIAU24.COM - JAKARTA- Konferensi Nasional Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK) XIV 2021 telah ditutup. Kegiatan itu telah berlangsung sejak hari Senin-Jumat (21-24 September 2021).
Kegiatan konferensi melibatkan lebih dari 8.000 interaksi peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti kegiatan melalui Zoom maupun Youtube Live Streaming.
Serangkaian Kegiatan KN PRBBK XIV telah dimulai sejak minggu ke 3 bulan Juli 2021 di beberapa wilayah di Indonesia berupa kegiatan refleksi PRBBK di wilayah-wilayah di Indonesia dan rangkaian acara puncak yang diselenggarakan tanggal 20 – 24 September 2021 tercatar sebanyak 60 kegiatan secara daring melalui webinar, FGD (diskusi kelompok terfokus), dan diskusi tematik.
Acara itu sudah diikuti oleh 4.402 orang terdiri dari 1.398 perempuan dan 3.004 laki-laki youtube chanel diikuti oleh 3.709 view selama kegiatan konferensi. Total secara keseluruhan yang terlibat langsung dalam KN PRBBK XIV 2021. 8,111 orang 35% perempuan dan 65% laki-laki, 44 diantaranya adalah orang dengan disabilitas. 173 orang yang menjadi pengisi rangkaian acara puncak antara lain sebagai narasumber, moderator, penanggap, notulis, dan juru Bahasa isyarat.
Rangkaian acara puncak konferensi daring ini menghasilkan dua komitmen kuat dari para peserta yang hadir. Komitmen tersebut adalah; penguatan PRBBK sebagai strategi pengurangan risiko bencana dan percepatan penanganan pandemik COVID-19 di Indonesia; serta komitmen untuk melakukan praktek-praktek PRBBK yang partisipatif dan inklusif, yang juga mendorong pelibatan bermakna dari anak-anak dan para pemuda, kelompok penyandang disabilitas, kelompok lansia, kelompok pemberdayaan dan penguatan perempuan, keberpihakan kepada kelompok masyarakat yang terpinggirkan, serta masyarakat yang tinggal dalam kawasan rawan bencana.
“PRBBK sangat relevan dengan kondisi terkini dengan kondisi pandemi di Indonesia dimana peran sebuah komunitas menjadi sentral dalam ketangguhan bencana. Kita perlu menjaga semangat gerakan komunitas dengan menyatukan semua pihak, memperkuat koordinasi dan kolaborasi, untuk membangun budaya tangguh bencana, sebagaimana yang tertuang dalam rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari KNPRBBK tahun ini” ujar Avianto Amri, Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dalam penutupan.