Detik-detik Mengharukan saat Perbatasan Internasional Australia Dibuka, Banjir Air Mata dan Pelukan di Bandara Sydney
RIAU24.COM - Australia telah membuka kembali perbatasannya mulai Senin (1/11). Langkah ini diambil hampir 600 hari setelah penutupan yang dilakukan sejak pandemi menyebar tahun lalu.
Suasana bandara udara Sydney pun dibanjiri dengan air mata dari keluarga dan sahabat yang saling berpelukan setelah mereka bisa berjumpa kembali.
Jumlah kedatangan luar negeri juga sudah tidak lagi dibatasi seperti yang berlaku selama hampir dua tahun
Tapi warga luar negeri yang masuk dengan visa pelajar dan turis asing masih harus belum bisa masuk dengan leluasa.
Mulai hari ini, aturan karantina di hotel telah dihapus, serta tak ada lagi jumlah orang dari luar negeri yang dibatasi masuk asalkan mereka sudah divaksinasi penuh.
Banyak orang yang akhirnya bisa kembali bertemu dengan orang terkasih mereka dan sontak saja hal ini menimbulkan suasana yang emosional di bandara.
Melansir news.com.au tak lama setelah fajar menyingsing, penumpang dengan mata muram mulai berhamburan ke terminal kedatangan di Kingsford Smith International Sydney. Mereka dengan cepat tenggelam dalam pelukan dan tangis haru dengan kerabat yang menggenggam bunga. Bagaimana tidak, hampir semua perjalanan ke Australia dihentikan sebelumnya, bahkan mendorong para kritikus untuk menjuluki negara itu sebagai "negara pertapa".
Tiba di Sydney adalah "hal yang indah," kata seorang penumpang kepada wartawan di bandara. "Saya tidak sabar untuk memegang tangan ibu saya ketika saya melihatnya. Saya tidak sabar untuk memeluknya. Ini akan sangat mengharukan," ujar penumpang yang lain.
Saat perbatasan ditutup, banyak keluarga yang harus terpisah di seluruh benua dan puluhan ribu warga negara terdampar di luar negeri. Namun, kondisi itu sekarang tak lagi ada setelah dua kota terbesar di negara itu yakni Sydney dan Melbourne, memungkinkan warga Australia yang divaksinasi untuk datang dan pergi tanpa karantina dalam bentuk apa pun.
"Saya belum melihat keluarga saya selama empat tahun," kata responden yang lainnya. "Kami sudah mencoba untuk masuk selama satu setengah tahun."
Selama lebih dari 18 bulan, maskapai penerbangan Australia Qantas telah mengandangkan sebagian besar armadanya. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan itu adalah "hari besar bagi Australia". Ia memposting di Facebook mengatakan bahwa negara itu sekarang "siap untuk lepas landas!".
Saat ini warga yang diprioritaskan untuk bisa masuk ke Australia adalah mereka yang berstatus warga negara atau penduduk tetap (PR) Australia, serta keluarga inti mereka.