RIAU24.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina menyebut bakal ada upaya diplomatik guna mendapatkan permintaan maaf Inggris kepada rakyat Palestina. Dilansir dari Republika, permintaan maaf itu atas Deklarasi Balfour yang telah berdampak banyak hingga menyebabkan krisis pada Palestina saat ini. 

Wafa News, Senin (1/11) melaporkan dalam sebuah pernyataan, Penasihat Politik Menteri Luar Negeri Palestina Ahmed Al-Deek menyebut permintaan maaf Inggris adalah bagian integral dari pengakuan Inggris atas tanggung jawabnya atas deklarasi Balfour. Deklarasi itu berdampak pada perpindahan hingga kerusakan yang dialami rakyat Palestina.

Maka itu Al-Deek mengharapkan inisiatif dari Inggris dengan mengakui kedaulatan negara Palestina. Hak itu sekaligus juga menjadi bagian lain dari kompensasi atas dosa dan agresi yang dilakukan terhadap rakyat. Termasuk juga penderitaan dan ketidakadilan sejarah yang masih berlangsung hingga sekarang.

Al-Deek menambahkan mengakui negara Palestina bakal menjadi awal untuk memperbaiki jalannya Deklarasi Balfour yang tidak adil. Ini disebutnya akan membantu dan memberdayakan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak nasional mereka yang adil dan sah, termasuk hak untuk kembali, menentukan nasib sendiri, dan  sebuah negara Palestina merdeka di perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Dia mencatat keputusan Presiden Mahmoud Abbas untuk mengibarkan bendera setengah tiang di lembaga-lembaga, kedutaan besar, dan perwakilan Negara Palestina datang dalam kecaman terhadap Deklarasi Balfour untuk mengingatkan seluruh dunia, khususnya Inggris. Negara itu perlu memikul tanggung jawab membantu rakyat Palestina mendapatkan hak-hak mereka.