RIAU24.COM -  Jas merah merupakan sebuah istilah yang tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Istilah tersebut merupakan sebuah singkatan dari kalimat ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah’.

Sebuah kalimat motivasi yang dipopulerkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Lewat kalimat ini, ia berharap bahwa bangsa ini dapat menghayati dan memahami sejarah perjuangan yang direbut lewat darah dan keringat.

Seperti diketahui didalam buku pelajarah sejarah Jepang, mereka tidak pernah menjelaskan mengenai pendudukan Jepang di Indonesia. Mereka hanya menjelaskan bahwa dahulu, mereka pernah berperang melawan tentara sekutu dan Amerika Serikat pada perang dunia ke-2, hingga menyebabkan hancurnya Kota Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom.

Maka dari itu, mayoritas masyarakat Jepang tidak tahu bahwa negaranya pernah menjajah Indonesia, karena hal tersebut tidak pernah diajarkan pada buku sejarah mereka.

Walaupun demikian, Jepang telah mengakui dan meminta maaf berkali kali di berbagai forum Internasional sejak tahun 1950 hingga 2010.

Secara sekuler Jepang harus meminta maaf, permintaan maaf seharusnya ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda, bukan Indonesia.

Karena, pada waktu itu Indonesia belum ada. Pihak yang dirugikan karena kehilangan asset akibat peperangan adalah Hindia Belanda. Tapi Jepang tidak mau permasalahkan hal ini. Siapapun penguasa sah di Indonesia pada waktu itu, adalah rakyat Indonesia juga yang menderita ketika terjadi peperangan. Oleh karena itu negara Jepang pun memberikan permintaan maaf untuk Indonesia.

Ternyata yang kita sebut Jepang sekarang itu bukanlah Jepang yang dulu.

Yang sekarang kita sebut Jepang adalah Nihon Koku, begitu nama resmi negara itu, didirikan tahun 1952 oleh Douglas MacArthur.

Sementara Jepang yang dulu adalah Dai Nippon, begitu nama resminya, didirikan oleh suku satsuma di tahun 1868. Dai Nippon sendiri berbeda negara dengan Keshogunan Tokugawa, yang digantikan oleh Dai Nippon secara paksa.

Keshogunan Tokugawa sendiri didirikan suku Tokugawa tahun 1603.

Di Indonesia mereka tetap disebut Jepang, sementara di mata dunia memang sebutan mereka memang Japan, tapi masyarakat dunia tahu bedanya.