Marinir Loyalis Soekarno Tewas dengan Kondisi Mengenaskan, Didor Tepat di Bagian Kepala
RIAU24.COM - Operasi untuk memberantas loyalis-loyalis Presiden Soekarno pasca peristiwa G30S PKI yang diperintahkan langsung oleh Soeharto mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Termasuk datang dari Komandan Korps Komando Operasi (Marinir) TNI AL Mayjen Hartono yang saat itu juga merupakan loyalis Soekarno.
Dia menganggap tindakan Soeharto itu sudah melampaui batas. Semua ini terungkap dalam buku Nasib Para Soekarnois: Kisah Penculikan Gubernur Bali Sutedja 1966 karya Aju dikutip dari okezone.com.
Kegeramannya itu dibuktikan dengan meminta izin kepada Soekarno secara berulang kali untuk memberikan pelajaran pada Soeharto. Namun, Presiden Soekarno menolak karena khawatir akan kembali terjadi pertumpahan darah.
Setelah Soeharto resmi menggantikan Soekarno pada tahun 1968, Hartono disingkirkan dengan cara diberi tugas sebagai Duta Besar RI di Korea Utara hingga beberapa tahun lamanya.
Cara itu dilakukan karena Soeharto mengetahui sikap Hartono yang tak senang dengan dirinya.