Tes darah mengungkapkan bahwa dia menderita leukemia myeloid akut, kanker sel darah putih yang sangat agresif.

“Saya hanya berteriak. Aku bahkan tidak menangis, aku hanya berteriak. Saya merasa seperti ditabrak kereta api. Setelah sadar, pikiran pertama saya adalah harus memperjuangkan ini untuk anak-anak saya,” katanya.

  
Sejak didiagnosis kanker bulan lalu, Emma telah memulai perawatan kemoterapi intensif yang membuatnya terpisah dari keempat anaknya.

“Memberitahu keluarga saya bahwa saya menderita kanker tidaklah mudah, mereka sangat terpukul, terutama dua anak saya yang sudah besar. Mereka sangat sedih tetapi mereka semua sangat mendukung saya. Saya melakukan ini untuk mereka,” tambah Emma.