Tingkat Turis Menurun Drastis, Pengusaha Muda di Bali Putar Haluan Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup
Keruntuhan telah membuat kaum muda, khususnya, mencari cara baru untuk memenuhi kebutuhan, menurut Irma Sitompul, salah satu pendiri Yayasan Pratisara Bumi, yang menjalankan inkubator bisnis sembilan bulan bernama INKURI untuk kaum muda di pulau itu.
“Untuk Bali khususnya, kami telah melihat bagaimana para pemuda benar-benar berjuang,” kata Irma kepada Al Jazeera. “Sebagian besar tenaga kerja di sini bergantung pada pendapatan mereka di bidang pariwisata, dan karena sektor ini paling terpukul, banyak yang menjadi pengangguran dan tidak dapat menemukan mata pencaharian alternatif.”
“Mereka juga mencari alternatif pariwisata karena mereka sudah melihat langsung bagaimana destruktifnya dampak pariwisata massal di Bali, bagaimana tanah leluhur mereka disulap menjadi villa, dan bagaimana pulau itu tenggelam akibat pencemaran limbah,” imbuh Irma.
Irma, yang organisasi nirlabanya membantu komunitas mendirikan bisnis yang memprioritaskan praktik berkelanjutan, mengatakan pandemi telah menginspirasi banyak anak muda untuk berpikir untuk memulai bisnis kecil di rumah.
“Kami memiliki 276 pelamar, semuanya berusia antara 18-32 tahun, pada awal program. 45 persen peserta masih sekolah,” kata Irma.
Sekarang pada fase kedua, inkubator berfokus pada 23 ide kewirausahaan, hampir setengahnya berpusat di sekitar bisnis agro-pangan. Kurang dari sepertiga terkait dengan pariwisata. Gede Abdi Setiawan, salah satu peserta inkubator, menjadi yakin bahwa dirinya memang ditakdirkan untuk berwirausaha setelah melihat ibunya kehilangan pekerjaannya sebagai terapis spa di awal pandemi. Setelah sempat bekerja di sebuah hotel, mahasiswi agroteknologi berusia 22 tahun itu berharap bisa mengembangkan peternakan belut air tawar di desanya di Negara, Bali Barat.