Debat Panas Soal Kepiting, Ustaz Asal Indonesia Ini Langsung Disegani Ulama Masjidil Haram
RIAU24.COM - Kisah perjalanan ulama kharismatik dari Pulau Madura, Jawa Timur, Syekh Kholil begitu menarik untuk diikuti.
Salah satunya ketika pria yang lahir di Bangkalan pada 1820 dan meninggal dunia di usia 104 tahun pada 1925 itu menjadi ulama asal Indonesia yang cukup disegani dikutip dari okezone.com, Kamis, 27 Januari 2022.
Alasan dia begitu disegani ketika berbicara langsung dalam debat panas antara kepiting dan rajungan.
Kepiting sendiri merupakan ketam yang hidup di pantai, berkaki sepuluh, dua di antaranya berupa supit yang tajam, punggungnya keras berwarna hijau kehitam-hitaman selebar telapak tangan, dan dapat dimakan.
Sedangkan rajungan merupakan kepiting laut, kakinya panjang-panjang dan juga dapat dimakan.
Semua bermula ketika para ulama Makkah berkumpul di Masjidil Haram untuk berdiskusi membahas masalah dan hukum Islam yang sedang terjadi.
Semua persoalan didiskusikan tanpa hambatan dan selalu mendapat solusi serta kesepakatan semua ulama.
Namun pada masalah mengenai halal atau haramnya kepiting dan rajungan, terjadi banyak pendapat dan tidak menemukan solusi.
Pada waktu itu Syekh Kholil berada di antara peserta diskusi. Melihat jalan buntu, ia lalu minta izin menawarkan solusi untuk masalah tersebut.
Setelah dipersilakan, Syekh Kholil langsung naik ke mimbar lalu berkata, "Saudara sekalian ketidaksepakatan kita dalam menentukan hukum kepiting dan rajungan ini menurut saya disebabkan saudara sekalian belum melihat secara pasti wujud kepiting dan rajungan," ujarnya.
Saat itu, semua ulama yang hadir dalam diskusi tersebut menyetujui keterangan Syekh Kholil.
Dia lalu berkata lagi, "Saudara sekalian adapun wujud kepiting seperti ini." Katanya sambil memegang kepiting yang masih basah. "Sedangkan yang rajungan seperti ini," sambungnya lagi sambil memegang rajungan yang masih basah.
Melihat itu, peserta yang hadir merasa terpana, suasana menjadi gaduh karena keanehan tersebut.
Mereka heran dan bingung dari mana Syekh Kholil mendapatkan kepiting dan rajungan dengan sekejap mata.
Alhasil setelah kejadian tersebut, Syekh Kholil menjadi ulama yang disegani di antara ulama Masjidil Haram.