Malapetaka Itu Berawal dari 20 Budak Afrika Dibawa ke Virginia, Amerika Serikat
RIAU24.COM - Kapal swasta asal Inggris yang membawa lebih dari 20 budak Afrika ke pelabuhan Virginia Amerika Serikat pada 1619 menjadi cerita baru buat negara Paman Sam.
Pasalnya setelah masa itu, selama ratusan AS menjadi terbiasa dengan dunia perbudakan dikutip dari tirto.id.
Para budak hidup dipaksa menggerakkan roda perekonomian, diperlakukan tidak adil, dan terserang penyakit mematikan hingga meninggal.
Titik balik perlawanan terhadap perbudakan baru terjadi pada Perang Saudara, berlangsung antara 1861 sampai 1865, melibatkan kubu Utara (Union) dan Selatan (Konfederasi).
Sebagai pemimpin kubu Utara, Abraham Lincoln melontarkan isu perbudakan karena dianggap dapat menghambat ruang gerak kubu Selatan.
Sementara di Selatan perbudakan dianggap legal, masif, memiliki legitimasi politik, sosial, dan bahkan agama.
Upaya penghapusan perbudakan baru terjadi ketika masyarakat Afrika-Amerika dan kulit putih di Utara sepakat untuk menentang sistem perbudakan di Selatan.
Barulah pada 1 Januari 1863, usai merayakan tahun baru bersama masyarakat, Lincoln menandatangani aturan tentang pembebasan semua orang yang dijadikan budak di daerah kekuasaan Konfederasi.
Tentara Union yang berhasil menguasai daerah Konfederasi akan membebaskan mereka sekaligus menjadikannya sebagai tentara sepanjang memenuhi kualifikasi.
Aturan itu kemudian menjadikan Lincoln sebagai Presiden pertama AS yang berani melawan perbudakan.