Wanita Asal Madura Tak Tamat SD dan Jualan Cemilan, Kini Jadi Miliarder di Arab
Berbekal jualan cemilan, lama-lama rekrut dan menghidupi karyawan
Produk pertama yang jadi modal kesuksesannya hanyalah cemilan seperti kerupuk yang banyak kita temukan di warung-warung sekitar. Tapi di tangan Risma yang masih muda, ia mulai pasarkan dari skala rumahan. Tak terasa, ia sedang belajar bisnis secara otodidak dan mulai menjajakan bak PKL di depan hotel-hotel, sampai akhirnya Risma bisa memasukkan produknya ke toko.
Ada sebuah cerita yang cukup menarik. Di mana ia sempat berjualan di sekitar Laut Merah. Saat itu, masih belum ada penjual di sana. Risma melihat peluang ini dan mulai menjajakan jualannya. Sejak itu, mulai banyak orang ikut berjualan di lokasi tersebut. Produk cemilan Risma juga masih ada, tapi kini karyawannya yang melanjutkan. Bakat pelopor dan kegigihan wanita keturunan Madura itu memang mengagumkan.
Awalnya, Risma memiliki 4 karyawan dari keluarganya sendiri. Tapi kini, ia bisa menyewakan sebuah gedung untuk tempat tinggal pegawai yang jumlahnya bisa mencapai 14-80 an orang, dengan biaya sekitar Rp 500 juta per tahun. Hal ini karena Risma tak hanya berhenti di produk cemilan. Ia juga membuka bisnis katering yang melayani jemaah haji.
Produk pertama yang jadi modal kesuksesannya hanyalah cemilan seperti kerupuk yang banyak kita temukan di warung-warung sekitar. Tapi di tangan Risma yang masih muda, ia mulai pasarkan dari skala rumahan. Tak terasa, ia sedang belajar bisnis secara otodidak dan mulai menjajakan bak PKL di depan hotel-hotel, sampai akhirnya Risma bisa memasukkan produknya ke toko.
Ada sebuah cerita yang cukup menarik. Di mana ia sempat berjualan di sekitar Laut Merah. Saat itu, masih belum ada penjual di sana. Risma melihat peluang ini dan mulai menjajakan jualannya. Sejak itu, mulai banyak orang ikut berjualan di lokasi tersebut. Produk cemilan Risma juga masih ada, tapi kini karyawannya yang melanjutkan. Bakat pelopor dan kegigihan wanita keturunan Madura itu memang mengagumkan.
Awalnya, Risma memiliki 4 karyawan dari keluarganya sendiri. Tapi kini, ia bisa menyewakan sebuah gedung untuk tempat tinggal pegawai yang jumlahnya bisa mencapai 14-80 an orang, dengan biaya sekitar Rp 500 juta per tahun. Hal ini karena Risma tak hanya berhenti di produk cemilan. Ia juga membuka bisnis katering yang melayani jemaah haji.