Warga Sipil Putus Asa Ketika Rumah Sakit Idlib Ditutup Karena Pemotongan Anggaran
Ketika situasinya memburuk, para profesional medis juga merasakan tekanan. Dr Adib Abdulrahman berjuang untuk menjaga Rumah Sakit Amal Haritan untuk Wanita dan Anak-anak di Idlib utara berfungsi.
Pada bulan Desember, dia menerima email dari donor utama fasilitas tersebut, Relief International, yang mengatakan bahwa mereka harus menghentikan pendanaan karena keterbatasan anggaran. Alhasil, stafnya bekerja secara pro bono, guna menampung ribuan pasien setiap bulannya.
“Tapi ini tidak berkelanjutan. Kami memberikan layanan gratis kepada sekitar 7.000 pasien setiap bulan,” kata Abdulrahman.
Rumah sakit saat ini beroperasi pada kapasitas 50 persen karena kekurangan peralatan medis, desinfektan, dan bahan bakar. Abdulrahman mengatakan situasinya kritis. “Kami bisa berhenti bekerja sama sekali pada akhir bulan jika saya tidak dapat menjamin mereka [staf] gaji dan pasokan yang aman,” katanya.
Di kota Afrin, Rumah Sakit al-Mahaba pernah beroperasi sepanjang waktu, menyediakan layanan darurat, pediatrik, dan bersalin.
Sekarang, kamar dan koridornya yang sibuk kosong.