Menu

Kini Bekas Benteng Belanda itu Bernama Masjid Istiqlal

Azhar 22 Feb 2022, 09:23
Benteng Bastion Frederik. Sumber: sindonews.com
Benteng Bastion Frederik. Sumber: sindonews.com

RIAU24.COM -  Sebelum Masjid Istiqlal diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978, perjalanan panjang mewarnai kehadiran bangunan nan megah itu.

Terutama sebelum peletakan batu pertama proyek pembangunan yang dilakukan Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, sebelum Soeharto menjadi Presiden.

Sekitar tahun 1950 hingga 1960 an, di lokasi masjid saat ini, ada Taman Wilhelmina di depan Lapangan Banteng dikutip dari okezone.com dan merdeka.com.

Taman Wilhelmina sendiri dibangun Belanda pada abad 19 Masehi.

Kala itu, Taman Wilhelmina merupakan taman terluas di Batavia (Jakarta), bahkan, taman modern terbesar di Asia.

Taman yang terletak di depan Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat itu, memiliki luas kurang lebih 9,32 hektar.

Alasan pemberian nama Wilhelmina kala itu sebagai bentuk penghormatan warga Belanda di Indonesia kepada calon Ratu Wilhelmina.

Setelah ditinggal pergi pemiliknnya, lokasi tersebut dikenal sepi, kotor dan tak terurus. Tembok-tembok bekas bangunan Frederik Hendrik di taman dipenuhi lumut dan rumput ilalang di mana-mana.

Secara politis bangunan benteng tersebut merupakan lambang penjajah dan dari nilai sejarah tempat itu merupakan taman persembahan untuk Ratu Wilhelmina nenek dari Ratu Beatrix.

Apalagi Benteng Frederik Hendrik di masa lampau merupakan monumen kolonial. ketika penghancuran benteng ditemukan terowongan bawah tanah dari beton.

Posisi terowongan mulai dari pintu air samping kiri halaman Masjid Istiqlal sekarang atau dekat gardu satpam membentang sampai benteng VOC di Pasar Ikan sepanjang 12 Km.

Selain itu ada satu terowongan lagi yang ditemukan di depan gedung Pertamina sekarang ke arah Selatan atau Berland di Matraman, Jakarta Timur.

Sejarahnya, bangunan itu merupakan tempat konsentrasi militer Belanda setelah Batavia pindah ke Weltervreden.

Kondisi bangunan yang tak terurus itu membuat ribuan orang melakukan kerja bakti. Mulai dari masyarakat biasa, pegawai negeri, swasta, alim ulama hingga ABRI berjibaku membersihkan taman bekas benteng penjajah itu.

Tetiba, ide untuk membangun masjid di lokasi tersebut terlontar.

Kala itu ide yang tak pernah terpikir itu datang dari Menteri Agama RI pertama, KH Wahid Hasyim.

Lalu diamini H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan beserta sekitar 200-an orang tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman.

Biar lebih serius, ide itu diwujudkan dengan membentuk Yayasan Masjid Istiqlal yang didirikan pada 7 Desember 1954.

Soekarno menyambut baik ide tersebut dirinya mendukung berdirinya yayasan Masjid Istiqlal lalu membentuk Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI).