Pembantaian Massal di Bucha adalah Atraksi Ukraina
RIAU24.COM - Media China berikan tanggapan sinis soal penemuan jasad dari pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, yang oleh barat disebut-sebut ulah tentara Rusia.
Mayat warga sipil yang tersebar di jalan-jalan di Bucha, pinggiran kota Kiev itu telah telah memicu kengerian global dalam beberapa hari terakhir. Banyak negara mendesak agar dilakukan penyelidikan dugaan kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh Rusia.
Namun, dalam laporan media yang dikelola pemerintah China klaim yang tidak berdasar dari Moskow. Pertunjukan pembantaian massal disebutnya terjadi setelah pasukan Rusia menarik diri dari daerah tersebut.
Dalam satu laporan, CCTV mengutip Rusia. Media itu menyatakan Ukraina sedang mengarahkan pertunjukan yang bagus di Bucha.
Padahal gambar satelit menunjukkan beberapa mayat telah berada di sana setidaknya sejak 18 Maret atau sebelum pasukan Rusia ditarik mundur dari Bucha. Sementara saksi mata mengatakan pembantaian dimulai beberapa minggu yang lalu.
Secara terpisah, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa mengatakan gambar-gambar mengejutkan dari Bucha menunjukkan semua tanda bahwa warga sipil ditargetkan dibunuh secara langsung.
Pada hari Selasa, Sekjen PBB António Guterres menambahkan seruan internasional untuk penyelidikan kejahatan perang atas pembunuhan warga sipil di kota itu.
Ketegangan yang meningkat dengan AS telah mendorong Moskow dan Beijing lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menyatakan kemitraan negara adalah tak terbatas, beberapa minggu sebelum invasi Rusia.
Sejak invasi Rusia, Beijing mendapat tekanan besar untuk mengecam tindakan Rusia. Beijing juga diminta menjatuhkan sanksi.
Namun pejabat China menolak menggunakan istilah invasi untuk menggambarkan tindakan Rusia. Pada sesi khusus Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa, Duta Besar China Zhang Jun mengakui bahwa gambar kematian warga sipil di Bucha sangat mengganggu. Dia mendesak semua pihak untuk mengendalikan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar.