Jika Permukaan Air Laut Naik, Negara-negara Ini Akan Tenggelam dan Kehilangan Daratannya, Indonesia?
RIAU24.COM - Permukaan air laut naik dengan cepat, meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 0,06 inci (1,4 milimeter) di sebagian besar abad ke-20 menjadi 0,14 inci (3,6 milimeter) per 2006 hingga 2015.
zxc1
Permukaan laut kemungkinan akan naik setidaknya 1 kaki (0,3 m) pada awal abad berikutnya.
Jika permukaan air laut naik sampai sejauh ini, hal itu dapat mendatangkan malapetaka ke seluruh dunia. Sebanyak 250 juta orang, yang mencakup semua benua, dapat terpengaruh secara langsung.
zxc2
Menurut Union of Concerned Scientists (UCS), Maladewa, yang terdiri dari 1.200 pulau dan rumah bagi sekitar 540.000 orang, adalah negara terdatar di Bumi, dengan ketinggian rata-rata hanya 3 kaki (1 m).
Jika Maladewa mengalami kenaikan permukaan laut pada urutan hanya 1,5 kaki (45 cm), Maladewa akan kehilangan sekitar 77% dari luas daratannya pada 2100.
Negara lain dengan ketinggian rata-rata yang sangat rendah adalah Kiribati. Pulau kecil di jantung Pasifik ini, dengan populasi hampir 120.000, bisa kehilangan dua pertiga daratannya jika permukaan laut naik 3 kaki.
Meskipun sangat terancam, negara itu memiliki populasi yang relatif kecil. Jadi, negara besar mana yang mungkin paling terpukul oleh dampak naiknya permukaan laut?
Negara yang banyak orang berpotensi terkena dampak perubahan permukaan laut adalah China, di mana 43 juta orang tinggal di lokasi pesisir yang berbahaya.
Negara-negara lain yang menghadapi masalah besar terkait dengan kenaikan permukaan laut termasuk Bangladesh, di mana 32 juta orang akan terancam pada 2100, dan India.
Salah satu contoh paling jelas dari kenaikan permukaan laut yang menyebabkan kesulitan yang signifikan adalah Jakarta, Indonesia.
Jakarta, rumah bagi 10 juta orang, telah dijuluki sebagai “kota yang paling cepat tenggelam di dunia” oleh BBC.
Jakarta tenggelam 2 hingga 4 inci (5 sampai 10 cm) setiap tahun karena drainase air tanah yang berlebihan. Jika ditambah dengan naiknya permukaan laut, ini adalah bencana.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, sebagian besar Jakarta bisa terendam air pada 2050. Faktanya, situasi Jakarta begitu mengerikan sehingga ibu kota negara harus diganti.