China Ragu-ragu Untuk Menyelamatkan Sri Lanka dan Pakistan Akibat Utang yang Melonjak
Sri Lanka diturunkan lebih dalam menjadi sampah oleh Fitch Ratings, yang mengatakan pada hari Rabu bahwa keputusan negara untuk menangguhkan pembayaran utang luar negerinya telah memulai proses default negara. S&P mengatakan pembayaran bunga Sri Lanka berikutnya akan jatuh tempo pada 18 April dan kegagalan untuk menutupinya kemungkinan akan mengakibatkan default, seperti halnya restrukturisasi utang langsung.
Diplomat top Sri Lanka di Beijing pekan ini mengatakan dia "sangat yakin" bahwa China akan datang dengan dukungan kredit, termasuk US$1 miliar bagi negara itu untuk membayar kembali pinjaman China yang ada yang jatuh tempo pada Juli. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Duta Besar Palitha Kohona mengatakan bahwa prosesnya seringkali memakan waktu berbulan-bulan dan dia tidak melihat adanya penundaan.
“Mengingat keadaan saat ini, tidak banyak negara yang bisa turun ke lapangan dan melakukan sesuatu,” katanya. "China adalah salah satu negara yang dapat melakukan sesuatu dengan sangat cepat."
Baca juga: Dari Plantation Ke Fashion, Asia Pacific Rayon Dukung Sustainability Lewat Serat Viscose Rayon
“Mengingat keadaan saat ini, tidak banyak negara yang bisa turun ke lapangan dan melakukan sesuatu,” katanya. "China adalah salah satu negara yang dapat melakukan sesuatu dengan sangat cepat."