RIAU24.COM - Presiden AS Joe Biden salah menyebut nama negara. Alih-alih menyebut Suriah, beliau malah menyebut Libya.
zxc1
Insiden salah sebut itu terjadi pada Juni tahun lalu.

Kala itu, Biden sedang menanggapi pertanyaan dari seorang reporter NBC News di KTT G-7 di Cornwall, Inggris, tentang tindakan apa yang akan diambil pemerintah AS terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. 

“Ada banyak hal yang terjadi di mana kita dapat bekerja sama dengan Rusia. Misalnya, di Libya, kita harus membuka jalan untuk dapat melewati dan memberikan bantuan makanan, ekonomi, maksudku bantuan vital bagi populasi yang benar-benar bermasalah," katanya. 
zxc2
Biden meyinggung perihal tindakan militer Rusia yang sedang berlangsung di Suriah, tetapi tiga kali keliru dan malah menyebut Libya. 

Hal serupa pernah terjadi dengan presiden kita, Joko Widodo. Alih-alih menyebut Provinsi Sumatra Barat, beliau malah sebut Provinsi Padang. 

"Dan produk-produk yang ada baik yang ada di Provinsi Riau dan Provinsi Padang nantinya akan memiliki daya saing yang baik terutama dalam rangka dalam bersaing dengan produk-produk negara lain," ujar Jokowi kala itu.

Kendati demikian, tampaknya baik masyarakat AS dan dunia tidak menyalahartikan Biden dengan kalimat negatif seperti yang terjadi dengan presiden kita Joko Widodo.

Alih-alih menyebut Biden 'bodoh' atau 'tak memahami masalah', masyarakat memakluminya dan menanggap hal tersebut hanya kekeliruan dan kekhilafannya sebagai manusia biasa.