Kehidupan Tragis Ibu Sina yang Tak Banyak Diketahui Orang
RIAU24.COM - Salah satu ilmuwan Islam paling berpengaruh di dunia, Ibnu Sina memiliki kisah suram yang cukup menyedihkan.
Hal ini diungkapkan dalam Novel-Biografi Ibnu Sina: Tawanan Benteng Lapis Tujuh (Zaman, 2011) tulisan Husayn Fattahi dikutip dari suara.com.
Kisah tragis itu dimulai ketika Ibnu Sina saat usianya memasuki 17 tahun.
Pria yang bernama lengkap Abu Ali Husain bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina itu berhasil mengobati penyakit yang mendera Nuh Ibnu Mansur, seorang raja di Bukhara yang sebelumnya tak dapat diobati oleh tabib manapun.
Keberhasilan Ibnu Sina tersebut mendorong Raja untuk mengangkat Ibnu Sina menjadi dokter pribadi. Sayang, kondisi itu justru membuat nyawa Ibnu Sina terancam oleh dokter-dokter lain menaruh dengki.
Dokter-dokter yang dengki tersebut kemudian bersekongkol dengan pihak oposisi kerajaan untuk menyingkirkan Ibnu Sina.
Salah satu caranya dengan memberikan imbalan 5.000 keping emas bagi siapa saja yang sanggup menangkapnya hidup atau mati.
Karena merasa terancam, Ibnu Sina harus melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Namun ternyata pilihannya justru salah.
Dia dimasukkan ke penjara benteng Fardajan hingga akhirnya mengalami kelelahan mental hebat akibat orang-orang yang dengki padanya.
Kondisi itu dialaminya setelah diangkat menjadi menteri di Hamadan usai menyembuhkan Raja Hamadan, Shams al-Daulah, dari penyakit perut kronis.