Tak Punya Uang Untuk Beli Rumah, Pria Asal Pakistan Ini Hidup di Rumah Pohon Selama Delapan Tahun
RIAU24.COM - Punya rumah yang nyaman dan layak, tentu jadi impian banyak orang. Untuk disebut sebagai rumah yang layak itu sendiri, mesti banyak pertimbangannya. Mulai dari lokasinya yang strategis, kualitas bangunan yang kokoh, hingga arsitektur yang nyaman. Jika semua itu bisa didapatkan, maka jadilah sebuah hunian yang aman buat masa depan.
Namun, ada yang berbeda dengan pria yang berasal dari Pakistan ini. Alih-alih punya rumah bahan bata seperti pada umumnya, yang ada malah dirinya membuat sebuah hunian di atas pohon.
Alhasil, oleh orang-orang pun disebut sebagai si Tarzan dari Pakistan. Dilansir dari Boombastis, Farman Ali mungkin memiliki tempat tinggal yang cukup tak biasa dibanding rumah orang pada umumnya. Alih-alih berdinding bata dan semen, yang ada malah hanya lapisan sederhana seperti terpal, bahkan letaknya berada di atas pohon. Pria asal Karachi, Pakistan ini akhirnya oleh orang-orang sekitar disebut sebagai “Tarzan”.
Usut punya usut, sudah lama dirinya tinggal seperti itu, bahkan lebih dari delapan tahun. Farman Ali tinggal sendiri di rumah tersebut dan harus bertahan hidup dengan persediaan makanan juga peralatan yang sederhana. Awalnya mungkin tak ada yang mengira kalau orang bisa bertahan hidup dengan cara itu, namun siapa sangka kalau dia bisa membuktikannya.
Bukan karena hobi atau gaya hidup, Farman Ali ternyata memilih tinggal di atas pohon justru karena keterpaksaan. Keadaan ekonomi yang kurang, memaksa dirinya harus putar otak agar bisa bertahan hidup. Awalnya lelaki ini memilih untuk tidur di jalan.
Namun sayangnya, hal itu tidak bisa ia pertahankan karena keadaan cuaca yang bisa berbubah kapan saja akan berdampak tidak baik buat tubuhnya. Karena tak punya uang untuk beli rumah, Farman Ali akhirnya memilih untuk membuat rumahnya sendiri di atas pohon dengan bahan-bahan seadanya. Beruntung, sampai detik ini rumahnya tak pernah disentuh oleh pihak berwajib karena berada di kawasan umum.
Meskipun selama ini diketahui tinggal sebatang kara di sana, pertanyaannya apakah dia tak memiliki kerabat atau sanak saudara lainnya yang membantu? Dilansir dari laman Suara, Farman Ali ternyata masih punya keluarga, namun sayang tak ada yang mau membantunya karena menganggap dirinya miskin.
Tak sampai disitu, bahkan Farman pernah punya istri sebelumnya. Namun sayang, dirinya harus ditinggalkan karena tidak dapat membiayai kebutuhan mereka sehari-hari. Waktu itu, biaya perbulan yang diminta istri adalah sekitar 30.000 rupee, tapi sayang penghasilan Farman Ali kurang dari itu.
Bagaimana cara dia mencukupi kebutuhan hidup?
Farman Ali sebenarnya adalah orang yang lumayan giat, namun sayang nasib tak mujur menimpanya. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, segala pekerjaan dia lakukan. Bayangkan saja, mulai dari menyapu, mencuci mobil, membersihkan rumah, semua akan dijalani untuk bertahan hidup. Namun sayang hal itu masih tidak cukup.
Bahkan dirinya harus memutar otak untuk membuat lampu tetap menyala di rumah kayunya hingga menghangatkan makanan. Dirinya mengaku sudah pernah meminta bantuan pada pemerintah, namun sayang belum ada jawaban yang didapatkan. Namun yang bikin salut adalah bahwa Farman Ali punya prinsip, meskipun hidup miskin namun dirinya tak mau mencuri dan menaruh harapan hanya kepada Allah SWT saja.
Kemiskinan memang menjadi sebuah masalah bagi sebagian orang. Kadang kemiskinan itu sendiri datang karena disebabkan kemalangan, seperti yang dialami oleh Farman Ali. Meskipun begitu, dia tak mau menyerah pada keadaan dan terus berusaha untuk mencari uang yang halal. Dan tentu kelak berharap supaya nasibnya bisa berubah jadi orang yang lebih mapan.