Apakah Planet Mars Bisa jadi Alternatif Bumi untuk Tampung Kehidupan Manusia?
RIAU24.COM - Mars merupakan planet kedua terkecil di tata surya, ukurannya setengah dari Bumi dan berada di posisi keempat setelah Matahari.
Sejak 1960, manusia mulai mencari tau soal Mars. Mencoba memahami apa yang terjadi sampai Mars begitu merah dan berdebu. Pada masa Romawi, manusia bahkan menjadikannya simbol darah dan peperangan. Nama Mars sendiri diambil langsung dari dewa perang Romawi kuno.
Misi-misi yang dibuat NASA dengan mengirim sekelompok astronot hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdengar ringan tapi bisa jadi berdampak besar.
Bisakah manusia tinggal di sana? mampukah Mars menghidupi kita para penghuni Bumi yang disebut sebut kelebihan populasi? atau skeptisnya lagi, berpengalaman kah Mars di tinggali seekor makhluk hidup dan apa yang terjadi pada mereka sampai tidak meninggalkan jejak sama sekali?
parahnya lagi, di Mars sering kali terjadi badai debu yang berlangsung selama berhari hari dengan kecepatan hingga 66 m/jam. Akan memakan waktu berpekan pekan sampai debu-debu tersebut mereda.
Mars saat ini sangat kering, tidak ada sumber air sama sekali. Namun, apakah selalu seperti ini?
Dilansir dari laman resmi national geographic, Mars diketahui pernah memiliki permukaan air, aktif secara geologis, dan suhu yang lebih ramah dan hangat. Kesimpulan ini diambil sejak NASA menemukan bekas dasar danau dan garis yang menunjukkan bekas aliran sungai. Artinya suatu waktu dalam sejarah Mars, ia pernah berada di puncak kejayaan.
Apabila dengan ini NASA berhasil menjawab pertanyaan mengenai kehidupan lampau Mars, mereka tetap saja belum menemukan jawaban untuk apa yang terjadi sampai kehidupan tersebut hilang tak berjejak.
Juli tahun lalu, NASA kembali mengirim roket bermuatan rover. Dilansir dari CNN, perjalanan roket tersebut memakan waktu tujuh bulan untuk tiba di Mars. Kalau diperkirakan, rover itu akan sampai Februari ini.
Rover ini di tugaskan untuk mencari kehidupan lampau Mars di kawah Jezero yang dipilih NASA sebagai tempat pendaratan paling ideal.
Dilansir dari laman resmi NASA dan CNN, kawah Jezero merupakan rumah bagi sebuah danau yang diduga berumur ribuan tahun. Di sana, para astronot akan mengobservasi kehidupan mikroorganisme. Mari bersama kita tunggu hasil apa yang akan dibawa oleh rover itu.