Saat China Mengencangkan Cengkeramannya, Kilau Hong Kong Sebagai Kota Dunia Terus Meredup
Pada saat yang sama, lebih sedikit profesional yang pindah ke wilayah tersebut, dengan jumlah aplikasi visa kerja turun dari 41.592 pada 2018 menjadi 14.617 pada 2020, menurut data pemerintah.
Dari awal yang sederhana sebagai desa nelayan, Hong Kong berubah menjadi pusat bisnis internasional dengan pasar saham yang dinamis yang sering kali berada di samping Singapura, London, dan New York. Setelah Hong Kong diserahkan ke Inggris di bawah Perjanjian Nanking yang mengakhiri Perang Candu Pertama pada tahun 1842, wilayah tersebut menjadi pusat regional untuk layanan keuangan dan komersial.
Selama tahun 1970-an dan 1980-an, kota ini beralih dari manufaktur ke jasa keuangan karena pabrik-pabrik, yang awalnya dikelola oleh buruh murah dari Cina daratan, mencari tenaga kerja yang lebih murah di luar negeri.
Di bawah reformasi ekonomi “Pintu Terbuka” yang diprakarsai oleh Presiden China Deng Xiaoping pada tahun 1978, integrasi kota dengan China semakin dalam, memacu investasi dan perdagangan internasional yang kuat.
Lima tahun kemudian, dolar Hong Kong secara resmi dipatok ke dolar AS, setelah ketidakpastian atas masa depan koloni itu mengakibatkan depresiasi mata uang yang tajam.