Banyak Gen Z Terbukti Hadapi Masalah Kesehatan Mental, Mengapa Demikian?
RIAU24.COM - Generasi Z, atau yang biasa disingkat Gen Z, mengacu pada generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012.
zxc1
Mereka adalah generasi pertama yang sepenuhnya dibesarkan dengan keberadaan Internet dan smartphone, juga tumbuh di dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya.
Menurut American Psychological Association, hanya 45% gen z yang punya kesehatan mental baik, sementara selebihnya mengalami stres dan depresi.
Gen Z menghadapi stres kronis dari banyak faktor, termasuk pengangguran, dan bahkan politik.
Teknologi juga berperan. Tumbuh di dunia yang sangat terhubung dapat membangkitkan perasaan terisolasi dan kesepian yang intens pada beberapa remaja. Ini juga dapat memicu hentakan berita negatif, rasa takut ketinggalan, dan rasa malu karena gagal memenuhi standar media sosial.
Instagram, misalnya, telah ditemukan berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.
Menurut penelitian oleh JAMA Network of medical journal, tingkat bunuh diri untuk individu dari segala usia di Amerika Serikat meningkat 30 % dari 2000 hingga 2016 dan mencapai puncaknya pada 2017.
Data menunjukkan adanya perbedaan tingkat bunuh diri antar jenis kelamin, ras, dan etnis.
Wanita lebih cenderung mencoba bunuh diri tetapi pria lebih berkemungkinan meninggal karena bunuh diri.
COVID-19 juga punya dampak signifikan terhadap masalah mental yang dihadapi Generasi Z.
Pandemi telah mengubah pengalaman pendidikan dan sosial mereka. Ditambah lagi ekonomi yang tidak stabil.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Lancet, masalah kesehatan mental telah meningkat selama pandemi. Di seluruh dunia, tingkat depresi dan kecemasan meningkat lebih dari 25% pada 2020.