Xi Jinping ke Joe Biden: Mereka yang Bermain Api akan Binasa Karenanya, Apa yang Terjadi?
RIAU24.COM - Presiden China, Xi Jinping peringatkan presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk tidak bermain api perihal sejarah Taiwan yang masih dipertanyakan.
Xi mengatakan kepada Biden, fakta dan status quo bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah milik China yang satu dan sama.
Tidak memberikan ruang bagi pasukan kemerdekaan Taiwan, Xi mengatakan China dengan tegas menentang gerakan separatis ke arah itu.
"Di Taiwan, Presiden Biden menggarisbawahi bahwa kebijakan Amerika Serikat tidak berubah dan bahwa Amerika Serikat sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," menurut Gedung Putih.
Dengan penolakan China untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, perspektif yang berbeda tentang kesehatan global, kebijakan ekonomi, dan hak asasi manusia telah lama menguji hubungan antara dua ekonomi terkemuka dunia tersebut.
“Hari ini saya berbicara dengan Presiden Xi Jinping dari Republik Rakyat Tiongkok sebagai bagian dari upaya kita untuk memperdalam jalur komunikasi, mengelola perbedaan kita secara bertanggung jawab, dan mengatasi masalah yang menjadi kepentingan bersama,” tulis Joe Biden dalam sebuah tweet yang diunggah 28 Juli 2022.
Sebelumnya, China telah melakukan serangan sejak muncul laporan tentang kemungkinan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Sejak Republikan Newt Gingrich mengunjungi pulau itu pada tahun 1997, Pelosi akan menjadi pejabat terpilih AS dengan peringkat tertinggi yang melakukan perjalanan ke Taiwan.
Zhao Lijian selaku juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan bahwa ia menyalahkan AS atas hubungan yang memburuk antara kedua negara.
“Jika AS bersikeras untuk menempuh jalannya sendiri dan menantang garis bawah China, itu pasti akan disambut dengan tanggapan yang kuat,” ucapnya.
Dilain pihak, John Kirby selaku juru bicara keamanan nasional AS, mengatakan bahwa mereka memastikan bahwa jalinan komunikasi akan tetap terbuka dengan Xi Jinping.
“Presiden ingin memastikan bahwa jalur komunikasi dengan Presiden Xi tetap terbuka karena mereka perlu,” ungkapnya. “Ada masalah di mana kita bisa bekerja sama dengan China, dan ada masalah di mana jelas ada gesekan dan ketegangan,” tambahnya.
“Ini adalah salah satu hubungan bilateral paling penting di dunia saat ini, dengan konsekuensi yang jauh melampaui kedua negara,” katanya.
Xi Jinping, yang saat ini sedang mencari masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya di sebuah kongres Partai Komunis China yang berkuasa, memiliki kepentingan untuk menghindari eskalasi menurut para analis.
(***)