Asal Muasal Vegansime, Manusia yang Tak Makan Produk Hewani Sampai Turunannya
RIAU24.COM - Veganisme merupakan pola makan tanpa mengonsumsi produk hewani dan turunannya, seperti daging, ikan, susu, telur, madu, dan produk turunan hewani lainnya.
Tahukah dimulainya pola makan ini pertama kali disebutkan oleh filsuf dan matematikawan Yunani, Pythagoras dari Samos sekitar 500 SM dikutip dari okezone.com.
Tak hanya itu, istilah ini juga lebih dikenal bagi pengikut Buddhisme, Hinduisme, dan Jainisme.
Mereka menganjurkan vegetarianisme sebab percaya manusia tidak boleh menimbulkan rasa sakit pada hewan.
Meskipun seperti itu, masyarakat Barat diketahui pertama kali membentuk vegetarian pada 1847 di Inggris.
Orang pertama yang menciptakan nama pola makan ini adalah seorang tukang kayu Inggris bernama Donald Watson pada November 1944.
Istilah ini dibuatnya lantaran diketahui istilah vegetarian berkaitan dengan gaya hidup makan susu dan telur, sedangkan vegan untuk menggambarkan orang yang tidak.
Pada awal 1940-an, vegan dikenal sebagai vegetarian yang tidak mengonsumsi produk susu. Istilah ini kemudian meluas ke berbagai makanan dan produk sampingan yang berasal dari hewan.
Saat ini, vegan dikenal sebagai orang yang tidak mengkonsumsi makanan seperti daging, ikan, unggas dan tidak menggunakan produk hewani atau bahkan produk sampingan seperti telur, produk susu, madu, kulit, bulu, sutra, kosmetik.
Setelah tiga bulan berlalu, Watson baru mengeluarkan penjelasan formal yang ditulisnya dalam buletin Masyarakat Vegan.
Barulah pada 1960-an dan 1970-an, gerakan ini muncul sebagai bagian dari tandingan budaya di Amerika Serikat.
Kala itu warganya memiliki fokus pada kekhawatiran mengenai diet, lingkungan, dan ketidakpercayaan terhadap produsen makanan, yang mengarah pada meningkatnya minat dalam berkebun organik.