Juru Kampanye Hak-hak Sipil Inggris Roy Hackett Meninggal di Usia 93 Tahun
RIAU24.COM - Roy Hackett, seorang juru kampanye hak-hak sipil terkemuka di Inggris, telah meninggal di usia 93 tahun.
Hackett berkampanye untuk hak-hak sipil etnis minoritas di kota Inggris selatan Bristol selama tahun 1960-an dan mengoordinasikan boikot bus Bristol yang terkenal terhadap larangan mempekerjakan etnis minoritas sebagai pengemudi dan kondektur bus.
“Sangat sedih mendengar legenda hak-hak sipil Bristol Roy Hackett, penyelenggara boikot bus Bristol 1963 dan pendiri St Pauls Carnival telah meninggal dunia,” kata Walikota Bristol Lord Paula O'Rourke dalam sebuah penghormatan.
Politisi Partai Buruh, David Lammy menulis di akun Twitternya untuk memberikan penghormatan kepada Hackett.
"Hak yang kita miliki hari ini adalah konsekuensi langsung dari pahlawan seperti Roy Hackett," tweetnya.
Penulis Inggris Aisha Thomas berterima kasih kepada Hackett karena telah membuka jalan.
Hackett lahir di Jamaika dan pindah ke Inggris pada 1950-an dan menetap di kota pelabuhan yang memiliki populasi India Barat yang cukup besar.
Hackett adalah salah satu pendiri Commonwealth Coordinated Committee, salah satu badan perwakilan utama untuk West Indians di Bristol yang juga mendirikan Karnaval St Paul yang populer dan tahunan.
Pada awal 1960-an, otoritas transportasi umum melarang mempekerjakan etnis minoritas berdasarkan warna kulit dan negara asal mereka.
Pada tahun 1963, Hackett dan rekan kampanye Paul Stevenson, Owen Henry dan Guy Bailey meluncurkan boikot bus Bristol yang melihat banyak etnis minoritas berhasil memboikot layanan bus kota.
Aksi populer tersebut, yang menarik perhatian pers nasional, memaksa Bristol Omnibus Company untuk mengubah kebijakan ketenagakerjaannya dan membangun fondasi untuk Undang-Undang Hubungan Ras tahun 1965 dan 1968. Boikot tersebut adalah yang pertama di Inggris.
Hackett juga mendirikan West Indian Parents and Friends, sebuah asosiasi yang bertindak sebagai pusat bagi para migran India Barat yang membangun kehidupan mereka di kota yang penuh dengan diskriminasi dan prasangka rasial.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC News sebelum kematiannya, dia mengatakan bahwa Bristol adalah tempat yang sulit untuk ditinggali dan bagi seorang pria kulit hitam untuk mencari pekerjaan.
“Saya berjalan di Ashley Road mencari perumahan dan menemukan satu rumah yang tidak memiliki kartu di atasnya ke salah satu yang mengatakan 'tidak ada gipsi, tidak ada anjing, tidak ada orang Irlandia dan tidak ada warna',” kata Hackett.
“Wanita itu membuka pintu, melihat saya, dan tanpa berkata apa-apa, langsung membanting pintu. Itu adalah perjuangan, orang-orang terang-terangan rasis,” tambahnya.
Hackett mendapat penghargaan Order of the British Empire (OBE) pada 2019 dan Member of the British Empire (MBE) pada 2020 atas karyanya dalam mendiversifikasi dan memberantas rasisme di Bristol.