Profil Hadi Matar, Pria yang Lakukan Penyerangan Terhadap Salman Rushdie
RIAU24.COM - Nama Hadi Matar menjadi sorotan setelah menjadi terduga pelaku penyerangan terhadap Salman Rushdie hingga membuat novelis tersebut mengalami cedera serius.
Hadi Matar sendiri diketahui merupakan pria 24 tahun asal Fairview, New Jersey. Ia diketahui sempat terdaftar sebagai anggota klub kebugaran di dekat North Bergen.
Rosaria Calabrese, manajer klub kebugaran yang bernama the State of Fitness Boxing Club tersebut mengatakan kepada AP bahwa Matar mendaftarkan diri ke klubnya pada 11 April lalu.
Namun beberapa hari lalu, Matar memutuskan berhenti dan membatalkan keanggotaan dirinya dengan alasan bakal pergi dan "tak akan kembali untuk sementara waktu".
Menurut pemilik klub tersebut, Desmond Boyle, dirinya tidak melihat "apapun berkaitan dengan kekerasan" pada diri Matar.
Boyle menggambarkan Matar sebagai "sopan dan pendiam". Bahkan, Boyle menyebut pemuda itu selalu terlihat "sangat sedih" dan menolak upaya orang lain untuk ramah terhadapnya.
"Dia terlihat seperti itu setiap kali dia datang. Itu terlihat seperti ia mengalami hari terburuk dalam hidupnya," kata Boyle.
Matar diketahui lahir di Amerika Serikat dari orang tua imigran asal Yaroun, sebuah daerah di selatan Lebanon. Hal itu dikonfirmasi kepala desa setempat, Ali Tehfe, kepada AP.
Di daerah tersebut, terdapat panji-panji dari kelompok militan Syiah yang mendapat dukungan dari Hizbullah.
Panji-panji tersebut juga menggambarkan sejumlah pemimpin dari Hizbullah, seperti Hassan Nasrallah, Khameinei, Khomeini, dan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Sementara itu, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Khomeini juga sempat mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
Fatwa itu muncul setelah Salman Rushdie merilis novel The Satanic Verses alias Ayat Ayat Setan (1988) yang dianggap melecehkan umat muslim dan menghina Nabi Muhammad.
Buku tersebut berisi soal kejadian di mana Nabi Muhammad telah keliru mengira ayat-ayat yang dibisikkan setan sebagai wahyu.
Salman Rushdie sebelumnya mendapatkan serangan hingga ditikam berkali-kali saat akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di the Chautauqua Institution, New York, pada Jumat (12/8) waktu Amerika Serikat.
(***)