Mengenang Kembali Perang Diponegoro
Kekecewaan Pangeran Diponegoro memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Kolonial Belanda untuk memasang patok-patok pembuatan rel kereta api melewati makam leluhurnya.
Pangeran Diponegoro yang muak dengan sikap Belanda kemudian menciptakan sebuah gerakan perlawanan dan menyatakan perang.
Atas sikapnya itu, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo.
Saat itu Pangeran Diponegoro serta sebagian besar pengikutnya berhasil lolos, tapi kediamannya di Tegalrejo habis dibakar.
Pangeran Diponegoro bergerak ke barat hingga ke Gua Selarong di Dusun Kentolan Lor, Guwosari, Pajangan, Bantul sebagai markas besarnya.
Perang ini juga melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang serta barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang.