Ini Tanggapan Gojek, Grab, dan Maxim Soal Ojol adalah Bisnis yang Gagal
RIAU24.COM - Heboh pernyataan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno yang menilai bahwa ojol sebagai bisnis gagal.
Sebagai pihak yang menggerakkan transportasi online, bagaimana tanggapan Grab Indonesia, Maxim, hingga Gojek?
Dikutip dari tempo.co, Minggu, 16 Oktober 2022, Director of Central Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy menjawabnya dengan menjelaskan saat ini fokus Grab adalah menjadi platform yang menawarkan peluang penghasilan yang berkelanjutan.
Menurut dia, Grab menyediakan aplikasi yang bisa diakses fleksibel dan dapat disesuaikan oleh kebutuhan para mitra pengemudi.
"Tentu dengan tetap mempertimbangkan adanya keseimbangan antara permintaan pasar dan jumlah mitra pengemudi guna menjaga kesinambungan pendapatan," ujarnya.
Transportasi online katanya memiliki prinsip, model bisnis, dan beragam aspek yang berbeda dengan transportasi umum konvensional.
"Yang tepat sasaran sesuai dengan keseluruhan aspek di ekosistem transportasi online," ujarnya.
Beda hal yang disampaikan Business Development Manager Maxim Imam Mutamad Azhar.
Dia mengatakan, Maxim sudah mengembangkan bisnisnya di banyak kota.
"Sekarang kami sudah buka di 93 kota, kalau dianggap gagal, apakah ini bisa menjadi parameter? Itu silakan saja jika ada dasarnya. Ya kami juga ada dasarnya menyampaikan bahwa alhamdulillah keberadaan kami bisa meberikan kontribusi. Paling tidak dari sisi itu saja," ujarnya.
Sedangkan Gojek memilih tidak menanggapi penilaian ojol sebagai binsis yang gagal.